Dari buku Keajaiban Cinta Rasul
Tak ada manusia yang dapat hidup seorang diri. Setiap manusia pasti
membutuhkan manusia lain. Islam tak hanya mengajarkan habluminallah,
tetapi juga habluminannas. Salah satu bentuk habluminannas ini adalah
mengunjungi orang yang sedang sakit.
Rasulullah Saw. telah mencontohkan hal ini. Dalam salah satu hadis, beliau menetapkan
bahwa menjenguk orang sakit adalah kewajiban seorang muslim terhadap
muslim yang lain. Menjenguk orang yang sakit ini bertujuan untuk
memberikan rasa kasih sayang dan cinta kepada si sakit dan keluarganya,
serta turut merasakan kesusahan mereka sehingga mengurangi kesusahan di
hati mereka.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim, sahabat Abdullah bin Umar r.a. menuturkan bahwa
Sa’ad bin Ubadah sedang sakit. Lalu Rasulullah dan beberapa sahabat
mengunjunginya. Ketika beliau masuk dan menemui keluarga Sa’ad bin
Ubadah r.a., beliau bertanya,
“Apakah ia sudah sembuh?” Keluarganya menjawab, “Belum, wahai Rasulullah.” Rasulullah pun menangis mendengarnya.
Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw. mengunjungi Ummu Ala, seorang
shahabiyah yang sedang sakit. Beliau bersabda, “Bergembiralah, wahai
Ummu Ala, sebab Allah akan menghapus dosa-dosa seorang muslim dengan
sakit seperti api yang menghapus kotoran emas dan perak.” (HR Abu Dawud)
Rasulullah tak sekadar mengunjungi orang yang sakit, tetapi juga
mendoakan kesembuhan bagi si sakit. “Hilangkanlah penyakitnya, wahai
Rabb manusia. Sembuhkanlah. Engkaulah Maha Penyembuh. Tiada kesembuhan
selain kesembuhan darimu. Kesembuhan yang tidak mendatangkan penyakit
lagi.” (HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar