Jumat, 30 Januari 2015

Torikoh banyak jumlahnya


MACAM-MACAM TAREKAT
*Oleh: Hakam Ahmed El-Chudrie*
Dilihat dari ajaran Islam, ada tarekat yang dipandang sah dan ada pula yang tidak sah. Suatu tarekat dikatakan sah atau mu’tabarah, jika amalan dalam tarekat itu dapat dipertanggung-jawabkan secara syari’at. Jika amalan tarekat tidak dapat dipertanggungjawabkan secara syari’at, maka tarekat itu dianggap tidak memiliki dasar keabsahan. Tarekat dalam bentuk ini disebut tarekat ghairu mu’tabarah (tidak sah).[1]
Dalam pengertian yang lainnya dijelaskan bahwa tarekat yang memadukan antara syariat dan hakikat, adanya silsilah (mata rantai sampai kepada Nabi Saw), dan pemberian ijazah dari mursyid yang satu terhadap yang lainnya disebut tarekat mu’tabarah (absah), sedang yang tidak sesuai dengan kriteria itu disebut tarekat ghairu mu’tabarah (tidak absah).[2]
Kategori utama yang dijadikan patokan untuk menilai sebuah tarekat, apakah tergolong mu’tabarah atau tidak adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw, serta amalan para sahabat, baik yang dibiarkan atau disetujui oleh Nabi Saw. Semangat yang menjiwai tarekat mu’tabarah ini ialah keselarasan dan kesesuaian antara ajaran esoteris Islam dan eksoteriknya.
Semangat seperti ini telah dirintis al-Qusyairi, lalu dirumuskan oleh al-Ghazali, sehingga mencapai puncak kemapanannya. Dalam hal ini, al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw senantiasa menjadi kriteria utama untuk menentukan keabsahan suatu tarekat.[3]
Menurut Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah, jumlah nama-nama tarekat mu’tabarah ada 44, yaitu:
1. Umariyyah.
2. Naqsyabandiyyah.
3. Qodiriyyah.
4. Syadziliyyah.
5. Rifa’iyyah.
6. Ahmadiyyah.
7. Dasuqiyyah.
8. Akbariyyah.
9. Maulawiyyah.
10. Kubrowardiyyah.
11. Suhrowardiyyah.
12. Khalwatiyyah.
13. Jalwatiyyah.
14. Bakdasyiyyah.
15. Ghuzaliyyah.
16. Rumiyyah.
17. Sa’diyyah.
18. Justiyyah.
19. Sya’baniyyah.
20. Kalsyaniyyah.
21. Hamzawiyyah.
22. Bairumiyyah.
23. ‘Usy-Syaqiyyah.
24. Bakriyyah.
25. ‘Idurusyyah.
26. 'Utsmaniyyah.
27. ‘Alawiyyah.
28. ‘Abbasiyyah.
29. Zainiyyah.
30. ‘Isawiyyah.
31. Buhuriyyah.
32. Haddadiyyah.
33. Ghaibiyyah.
34. Kholidiyyah.
35. Syathoriyyah.
36. Bayuniyyah.
37. Malamiyyah.
38. Uwaisiyyah.
39. Idrisiyyah.
40. Akabiral Auliyah.
41. Matbuliyyah.
42. Sunbuliyyah.
43. Tijaniyyah.
44. Samaniyyah.[4]
Nama-nama tarekat tersebut, sebagai wadah dan tidak kesemuanya ada di Indonesia. Sedang dari tarekat ghairu mu’tabarah yang biasa dijadikan contoh di Indonesia ialah tarekat Haqaq atau tarekat Haur Kuning di Jawa Barat.[5] Di Indonesia wadah para pengamal tarekat mu’tabarah itu bernaung di bawah organisasi yang dikenal dengan nama Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah (Perkumpulan Tarekat yang sah) yang resmi dibentuk pada tanggal 10 Oktober 1957.[6]
Perkumpulan ini antara lain bertujuan untuk memberikan arahan agar pengamalan tarekat di lingkungan organisasi para ulama itu tidak menyimpang dari ketentuan ajaran Islam. Meskipun demikian, wewenang untuk mengawasi amalan sebuah tarekat tidak sepenuhnya berada diatas pundak para ulama NU. Pengawasan dan pemberian label keabsahan bagi suatu tarekat adalah tanggungjawab kaum Muslim pada umumnya yang pelaksanaannya didelegasikan kepada ulama.
Dalam perkembanganya, karena ada faktor internal dan politis maka Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah ini belakangan dalam muktamar NU 1979 di Semarang, nama badan diganti menjadi Jam’iyyah Thariqah Mu’tabarah an-Nadliyah, dengan penambahan kata “an-Nadliyah”. Penambahan kata ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa badan federasi ini harus tetap berafiliasi pada Nahdlatul Ulama.
Sejak berdirinya, pimpinan badan federasi ini adalah para Kyai ternama dari pesantren-pesantren besar.[7] Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa badan ini bertujuan:
1. Meningkatkan pengamalan syariat Islam di kalangan masyarakat;
2. Mempertebal kesetiaan masyarakat kepada ajaran-ajaran dari salah satu mazhab yang empat;
3. Menganjurkan para anggota agar meningkatkan amalam-amalan ibadah dan mu’amalah, sesuai dengan yang dicontohkan para ulama salihin.[8]
Adapun alasan utama mendirikan badan federasi ini adalah :
1. Untuk membimbing organisasi-organisasi tarekat yang dinilai belum mengajarkan amalan-amalan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits;
2. Untuk mengawasi organisasi-organisasi tarekat agartidak menyalahgunakan pengaruhnya untuk kepentingan yang tidak dibenarkan oleh ajaran-ajaran agama.[9]
Dengan demikian, kini ada dua organisasi penganut tarekat mu’tabarah. Pertama Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah Indonesia (JATMI) yang berpusat di Pondok Pesantren Darul Ulum RejosoPeterongan Jombang Jawa Timur dan kedua Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah an Nadliyah yang di bawah naungan Jam’iyah Nahdlatul Ulama berpusat di Jakarta, tepatnya di Pondok Pesantren Cipete.
Dengan adanya perkumpulan tarekat mu’tabarah itu maka tarekat-tarekat di Indonesia dapat sejauh mungkin dihindarkan dari penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat. Dan dengan berpegang pada syari’at maka tarekat-tarekat itu secara lahiriah dapat diawasi.
[1] Taufik Abdullah et.al, “Tarekat”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, vol. 3, 2002, hlm. 317.
[2] H.M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual “Solusi Problem Manusia Modern”, Pustaka, Yogyakarta, cet. I, 2003, hlm. 45-46.
[3] Taufik Abdullah et.al, Op.Cit, hlm. 318.
[4] Jam'iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah, Konggres ke V, Madiun, 2-5 Agustus, 1975, hlm. 61.
[5] Taufik Abdullah et.al, op. cit.
[6] Moh. Saifulloh al-Aziz Senali, Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf, Terbit Terang, Surabaya, 1998, hlm. 59.
[7] Ibid, hlm. 60
[8] Hartono Ahmad Jaiz, Mendudukan Tasawuf: Gus Dur Wali?, Dar al-Falah, Jakarta, cet. I, 1999, hlm. 121.
[9] Ibid, hlm. 122.
*Sumber: http://hakamabbas.blogspot.com/…/01/macam-macam-tarekat.html

Catata  :

torekat ternyta bnyk jug yh,slh satuny syeh abdul qodir jailani torekatny alkodiriyah dan torekat alawiah pemimpnny syeh fakih mukodam utadul adom muhammad bin ali balawi,yg beliau keturunan ke 17 dri rosululoh,yg nanti beliau puny keturunan terus sampe ke habib syeh abdul kodir asegaf yg sekarang bersolawat diseluruh indonesia sampe ka negara tetangga lainny.

Jumlah huruf Al Qur'an

TAHUKAH ANDA ???
Berapa jumlah huruf dan kata dalam alqur'an ?
Jumalah huruf dalam alqur'an adalah 340.740 huruf, sedangkan jumlah kata dalam alqur'an adalah 77.439 kata
- Referensi kitab Tafsir Al Qurtuby
فصل -
وأما عدد حروفه وأجزائه فروى سلام أبو محمد الحماني أن الحجاج بن يوسف جمع القراء والحفاظ والكتاب ، فقال : أخبروني عن القرآن كله كم من حرف هو ؟ قال : وكنت فيهم ، فحسبنا فأجمعنا على أن القرآن ثلاثمائة ألف حرف وأربعون ألف حرف وسبعمائة حرف وأربعون حرفا . قال : فأخبروني إلى أي حرف ينتهي نصف القرآن ; فإذا هو في الكهف " وليتلطف " في الفاء .
Salam Abu Muhammad al-Hamami meriwayatkan bahwa , al-Hajaj binYusuf pernah mengumpulkan Qurra’ (ahli bacaan Qur’an), huffadz (para penghafal Qur’an) dan kuttab (para penulis Qur’an), lalu ia mengatakan :
“ Beritahukan kepadaku mengenai al-Qur’an secara kesuluruhan, berapa hurufnya ?”
Salam berkata : " aku termasuk diantara mereka"
kemudian kami menghitung, kami sepakat bahwa jumlahnya 340.740 huruf. Kemudian al-Hajjaj mengatakan :
“Sekarang beritahukan kepadaku sampai mana huruf pertengahan al-Qur’an.”
Ternyata, pertengahan al-Qur’an itu adalah huruf “ fa” dalam kalimat “walyatalatthaf” pada surah al-Kahfi.
وأما كلماته فقال الفضل بن شاذان : جميع كلمات القرآن - في قول عطاء بن يسار - سبعة وسبعون ألفا وأربعمائة وتسع وثلاثون كلمة
adapun jumlah kata dalam alqur'an maka al-Fadl bin Syadzan berkata :
" semua kata dalam al qur'an menurut pendapat ‘Atha’ bin Yasar, ada 77.439 kata."
wallohu a'lam.

Nabi muhammad di sebut UMMII Apa alasanxa?

Masah pantas Nabi bodoh
Sifat nabi Muhammad xg no 4 adlah fatona,.
Apa nabi muhammad ga mempunyai sifat 'Aliim.?

Ummi yg dmksud bukan "bodoh".. tp hnya tak bisa baca tulis. Daya ingat Beliau lho yg extravaganza!
Ummiy bisa berarti tidak bisa membaca & menulis. dan bisa juga berarti Nabi memiliki sifat "keibuan". sifat keibuan ini karena beliau begitu memperhatikan dan peduli kepada ummatnya seperti seorang ibu yg sngat memperhatikan dan mencintai anaknya... *referensi penjelasan dosen UIN Jakarta Ushuluddin (Rifki Muhammad Fathi, MA)
Hikmah daripada Nabi SAW, diberi gelar Ummi adalah supaya terhindar dari fitnah orang2 kafir bahwa al-qur'an adalah buatan manusia, akan tetapi sungguh luar biasa daya hapal, daya ingat sang kekasih ALLAH..
UMMII diartikan tidak bisa baca tulis, artinya AL-QUR'AN BUKAN KARANGAN NABI MUHAMMAD SAW .. Tetapi turun langsung dari Allah melalui malaikat Jibril .. 
Katanya dari ustadz saya di kampung..bahwa sipat nabi yg ummi yg artinya tidak bisa baca tulis itu artinya bahwa apa yg menjadi risaalahnya itu betul betul otentik..bukan rekayasa beliau sebagai manusia biasa
Mana mungkin seorang yg ummi mampu menyusun al qur an yg luar biasa tiada tandingnya dan mentafsirkannya lewat hadis hadisnya selain ke otentikan risalah nya yg beliau terima dari allah

inget nabi itu bukan manusia biasa melainkan kekasih 
kalo menurut saya mending ummii, dari pada pinter ujung nya berdebat karena merasa pinter ..... jadi ....??
Ummiy nya baginda rosul menunjukan ke"istimewa"an beliau
jika penghulu kita nabi muhammad saw bisa baca dan tulis,para agama non muslim akan beranggapan bahwa nabi muhammad Saw membuat ataupun mengarang kitab alquran..itulah sungguh allah swt maha mengetahui
 Nabi punya cincin disitu da kalimat allah muhamadrasulullah..selain sunnah cincin itu buat stempel..sudah adat kbiasaan pra raja zaman nabi mau trima surat harus da stempel..kya kta skarang..nah nabi yg menyebutkan isi surat yg harus ditulis ..syaidina ali yg menulis sperti kisah perjanjian hudaibiyah..jadi nabi kirim surat ke raja2 da yng menulis yaitu sahabat nabi sperti syaidina ali lalu nabi yg stempel lalu dikirim lah surat itu ke raja raja ..rasululullah nabi yg ummi..
lalu waktu disuruh jibril bca IQRO’-IQRO’ kala itu, tp kenapa NAbi bilang,. . . LAA MA ANA BI QORI’- tidak sy tdk bsa membacanya, ? Jd kn sm sj sblmnya tdk bsa membaca?
d zaman rosul, org yg bsa BACA-TULIS d an9ap BODOH, d an9ap AIB, krn pd zaman itu yg d andalkan adlh KECERDASAN dan KUATNYA INGATAN. . .jd jgn samakn dgn zaman skarang. . .
jibril mnurunkan wahyu TIDAK BERUPA TULISAN. .
jgnkan d zaman rosul, d zaman para muhaddits ja baca-tulis d an9ap KELEMAHAN, , Coba cari sejarah, ada gk muhaddits dpt haditsny lewat TULISAN (kya santri zaman skrg) , ,?!! Gk ada, smua dptny lewat LISAN BILLISAN. . .
Memang kbanyakan yg kita phami dari makna ummi adalah bodoh (tdak bisa menulis/membaca, dn bagi Baginda Nabi itu bukan suatu cela bahkan mnjadi hujjah bagi kafir bahwa yg di sampaikan oleh beliau bukan dari hasil belajar tpi murni wahyu dari Allah SWT.
Dngan sifat ummi maka tuduhan2 kafirin yg mngatakan al-quran hasil karya Baginda nabi Muhammad SAW otomatis tertolak.
Tapi Sya prnah baca di sbuah buku klo tdk salah judulnya
الدفاع
yg mnjelaskan tntang makna ummi, dlm buku itu intinya bgini.
Ummi
أمي
itu asal nya
umm أم
yg d bermakna ibu, trus di bri ya nisbat.
Knapa Baginda d sbut ibu, krena Nur Muhammad itu adalah asal semua makhluk Allah,
Tidak ada satu makhluk pun baik itu manusia, jin,malaikat, Surga, neraka, arasy, bumi, langit. dll kecuali di ciptakan dari Nur Muhammad, jdi Nabi Muhammad itu klo di nisbatkan kpda smua makhluk adalah IBU.
Dlm simtudduror ada ktrangan bgini:
قال يا جابر ان الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه وسلم من نوره
Beliau (Nabi Muhammad SAW) berkata: "wahai jabir, sesungguhnya Allah menciptakan nur nabimu Muhammad SAW dari Nur nya (Allah) sblum menciptakan sgala sesuatu.
Untk lbih lebar ktrangan nur muhammad adalah asal smua ciptaan Allah bisa di lihat di ktab
مدارج السعود
Syarahnya maulid barzanji hal.2 dari mulai lfadz
فال كعب الاخبار....
Wallahu A'lam.
اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم

ada istilah jahl, ada istilah umy.. keduanya beda.. sama skali tidak sama..
mksud bodoh d sini trbatas cuma tdk bisa nulis dn bca sja, di atas aku udh kasih tnda kurung buka, tpi kurung ttupnya lupa, he he.
Kliwat Dlm simtudduror juga ada klimat bgini:
فنور هذا الحبيب اول مخلوق برز في العالم ومنه تفرع الوجود خلقا بعد خلق فيما حدث وما تقادم

     
orang yg tidak bisa membaca dan menulis,banyak yg mahir berhitung,tahu uang dan mahir dagang...
ummy itu TIDAK bsa baca tulis, malah d balik2, , memang zaman rosul org2ny hebat dlm mslh sastra, makany alqur'an d turunkn dgn bhs sastra tingkt tin9i, tp nilai sastra TIDAK DIUKUR dgn tulisan. . .
ada juga yang mengartikan UMMI itu adalah orang yang berkelahiran di Ummul Quro (Makkah)
Agar q0um pda saat itu,prcya low Al-qur'an tuch adlah kalamullaah. ..
justru ktika Nabi saw tidak UMMI, maka akan menjadi kelemahan bagi dakwahnya krn akan dituduh Alqur'an adl ciptaannya. dg tidak bs membaca dan menulis maka tidak mungkkn sworang Muhammad saw. menciptakan Al-Qur'an

ummi itu kata pak kyai...kelebihan yg sangat super..krn tidak butuh tulisan...ummi itu tidak butuh tulisan..kalau org lain butuh tulisan utk menghafal, butuh tulisan utk belajar...sedang ummi itu tidak butuh tulisan utk belajar dan sudah hafal meskipun tidak dicatat....justru tulisan yg butuh kanjeng nabi saw.
Tidak butuh tulisan itu justru huruf dan tulisan itu yg butuh utk dekat dengan Nabi, karena apapun yg dekat dgn Nabi kedudukannya menjadi mulia.
ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﺒﻌﻮﻥ اﻟﺮﺳﻮﻝ اﻝﻧﺒﻲ اﻷﻣﻲ ﻳﻌﻨﻲ: ﻣﺤﻤﺪا ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻜﺘﺐ ﻭﻻ ﻳﻘﺮﺃ اﻟﻜﺘﺐ ﻗﺎﻝ اﻟﺰﺟﺎﺝ: اﻷﻣﻲ اﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻘﺔ ﺃﻣﻪ ﻟﻢ ﻳﺘﻌﻠﻢ اﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﺟﺒﻠﺘﻪ.
ﻭﻳﻘﺎﻝ: ﺇﻧﻤﺎ ﺳﻤﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻣﻴﺎ ﻷﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻡ اﻟﻘﺮﻯ ﻭﻫﻲ ﻣﻜﺔ.


ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﺳﻤﺮﻗﻨﺪﻱ
556/1

Sebagian mengatakan ummie it dinisbatkan kekota mekkah
Memang Arti lugowi kata u'mmi adalah awam/bodoh,akan tetapi Maksud u'mmi disini adalh awam dlam persepsi sifat yng agar orang-orang percaya bahwa agama yang di bawakan oleh nabi itu sendiri benar2murni perintah/wahyu dari allah dengan membuktikan sifat u'mminya yang tidak bisa menulis ,membaca bah tidak belajar ,dan ayat-ayat suci yang di bacakan benar2 murni hasil wahyu sambildi ajarkan oleh malaikat ,bila tidak ada sifat u'mmi maka orang jahiliyah akan menganggap bahwa agamnya itu hasil dari belajar,,klo ada yang salah dalampenjabaran saya mohon bimbinganny
 Tafsir Ibnu Katsier ju 6 hal 286ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺗﺘﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻪﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻻ ﺗﺨﻄﻪ ﺑﻴﻤﻴﻨﻚ: ﺃﻱ ﻗﺪ ﻟﺒﺜﺖﻓﻲ ﻗﻮﻣﻚ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺄﺗﻲ ﺑﻬﺬﺍﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻋﻤﺮﺍ ﻻ ﺗﻘﺮﺃ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻭﻻ ﺗﺤﺴﻦﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﺑﻞ ﻛﻞ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﻗﻮﻣﻚ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢﻳﻌﺮﻑ ﺃﻧﻚ ﺭﺟﻞ ﺃﻣﻲ ﻻ ﺗﻘﺮﺃ ﻭﻻ ﺗﻜﺘﺐﻭﻫﻜﺬﺍ ﺻﻔﺘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﺘﻘﺪﻣﺔ ﻛﻤﺎﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ " ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﺒﻌﻮﻥ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲﺍﻷﻣﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺠﺪﻭﻧﻪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻓﻲﺍﻟﺘﻮﺭﺍﺓ ﻭﺍﻹﻧﺠﻴﻞ ﻳﺄﻣﺮﻫﻢ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑﻭﻳﻨﻬﺎﻫﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ) ﺍﻵﻳﺔ (ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ ﺩﺍﺋﻤﺎ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻻ ﻳﺤﺴﻦﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭﻻ ﻳﺨﻂ ﺳﻄﺮﺍ ﻭﻻ ﺣﺮﻓﺎ ﺑﻴﺪﻩ ﺑﻞﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻛُﺘّﺎﺏ ﻳﻜﺘﺒﻮﻥ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻩ ﺍﻟﻮﺣﻲﻭﺍﻟﺮﺳﺎﺋﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﻗﺎﻟﻴﻢKemudian Allah berfirman: Dankamu tidak pernah membacamembaca satu kitab punsebelumnya dan tidak pernahmenulis dengan tangankananmu : artinya kamu telahtinggal di tengah kaummu, haiMuhammad, sebelum kamudatang dengan Qur'an ini, sedangkamu tidak bisa membaca kitabdan tidak dapat menulis, bahkansetiap orang dari kaummu danselain mereka mengetahui bahwakamu seorang yang buta hurufyang tidak bisa membaca danmenulis. Dan ini adalah sifatbeliau yang tercantum di dalamkitab-kitab terdahulusebagaimana firman Allah: Orang-orang yang mengikuti Rasul,seorang nabi yang ummi yangmereka temukan (namanya)tertulis di dalam Taurat dan Injilyang ada pada mereka, yangmenyuruh mereka kepada yangma'ruf dan melarang mereka dariyang mungkar". Demikianlahkeadaan Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wassalam selamanyasampai hari kiamat, tidak bisamenulis, baik satu baris ataupunsatu huruf dengan tangannya.Bahkan, beliau mempunyaicatatan yang ditulis oleh parashahabat berupa wahyu dansurat-surat ke beberapa negeri :RefTafsir Imam Qurtubi Juz 7 hal 298ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺍﻷﻣﻲ : ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﻛﺎﻥ ﻧﺒﻴﻜﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻣﻴﺎ ﻻ ﻳﻜﺘﺐ ﻭﻻ ﻳﻘﺮﺃ ﻭﻻﻳﺤﺴﺐ : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺗﺘﻠﻮﻣﻦ ﻗﺒﻠﻪ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻻ ﺗﺨﻄﻪ ﺑﻴﻤﻴﻨﻚ)ﺍﻟﻌﻨﻜﺒﻮﺕ48 : )Al-Qurthubi ketika menafsirkanayat ini berkata: Firman Allahpada al-ummi, berkata IbnuAbbas Radhiyallahu 'anhu : Nabikalian Shalallahu 'Alaihi Wassalamadalah buta huruf tidak bisamenulis, membaca dan berhitung.Allah berfirman:Dan kamu (Muhammad) tidakpernah membaca satu kitab punsebelumnya dan tidak pernahmenulis satu kitab pun dengantangan kananmu (Q.S. Al-Ankabuut: 48)ﻗﻴﻞ: ﺍﻷﻣﻴﻮﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻜﺘﺒﻮﻥ . ﻭﻛﺬﻟﻚﻛﺎﻧﺖ ﻗﺮﻳﺶ . ﻭﺭﻭﻯ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﻋﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢﻗﺎﻝ: ﺍﻷﻣﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺮﺃ ﻭﻻ ﻳﻜﺘﺐ . ﺭﺳﻮﻻﻣﻨﻬﻢ : ﻳﻌﻨﻲ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ : ﻭﻛﺎﻥ ﺃﻣﻴﺎ ﻟﻢ ﻳﻘﺮﺃ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻟﻢﻳﺘﻌﻠﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .Dikatakan : Al-Ummiyyun adalahorang-orang yang tidak bisamenulis. Demikianlah keadaanorang-orang Quraisy dulu.Manshur meriwayatkan dariIbrahim, dia berkata: Al-Ummiyadalah orang yang tidak bisamembaca dan menulis : Seorangrasul dari mereka," artinyaMuhammad Shalallahu 'AlaihiWassalam, dia seorang ummitidak bisa membaca dan menulisdan tidak pernah belajar.ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ: ﻓﺈﻥ ﻗﻴﻞ ﻣﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻻﻣﺘﻨﺎﻥﻓﻲ ﺃﻥ ﺑﻌﺚ ﻧﺒﻴﺎ ﺃﻣﻴﺎ ؟ ﻓﺎﻟﺠﻮﺍﺏ ﻋﻨﻪ ﻣﻦﺛﻼﺛﺔ ﺃﻭﺟﻪ : ﺃﺣﺪﻫﺎ: ﻟﻤﻮﺍﻓﻘﺘﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻣﺖﺑﻪ ﺑﺸﺎﺭﺓ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ . ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻟﻤﺸﺎﻛﻠﺔ ﺣﺎﻟﻪﻷﺣﻮﺍﻟﻬﻢ , ﻓﻴﻜﻮﻥ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ ﻣﻮﺍﻓﻘﺘﻬﻢ .ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ: ﻟﻴﻨﺘﻔﻲ ﻋﻨﻪ ﺳﻮﺀ ﺍﻟﻈﻦ ﻓﻲﺗﻌﻠﻴﻤﻪ ﻣﺎ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﺘﻲ ﻗﺮﺃﻫﺎﻭﺍﻟﺤﻜﻢ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻼﻫﺎ . ﻗﻠﺖ: ﻭﻫﺬﺍ ﻛﻠﻪﺩﻟﻴﻞ ﻣﻌﺠﺰﺗﻪ ﻭﺻﺪﻕ ﻧﺒﻮﺗﻪBerkata Al-Marwadi : Biladitanyakan: apakah bentukkarunia dalam hal diutusnyaseorang Nabi yang ummi? Makajawabnya adalah ada tiga bentuk.Pertama: Untuk menunjukkansesuainya keadaan dia dengankabar dari nabi-nabi sebelumnya.Kedua: Agar keadaannya sesuaidengan keadaan mereka(kaumnya) sehingga lebihmemungkinkan diterima.Ketiga: Untuk menghindari buruksangka dalam mengajarkan apa-apa yang didakwahkannyaberupa kitab yang dia baca danhikmah-hikmah yang diasampaikan." Menurutpendapatku, semua itumerupakan dalil mukjizatnya danbukti kenabiannya :
 
       
dalam kitab Tafsir Ibn Katsier juz 6 halaman 285-286:

ثم قال تعالى: وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ

أي: قد لبثت في قومك -يا محمد -ومن قبل أن تأتي بهذا القرآن عُمرا لا تقرأ كتابا ولا تحسن الكتابة، بل كل أحد من قومك وغيرهم يعرف أنك رجل أمي لا تقرأ ولا تكتب . وهكذا صفته في الكتب المتقدمة، كما قال تعالى:
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ .
وهكذا كان، صلوات الله وسلامه عليه دائما أبدا إلى يوم القيامة ، لا يحسن الكتابة ولا يخط سطرا ولا حرفا بيده، بل كان له كتاب يكتبون بين يديه الوحي والرسائل إلى الأقاليم.

ومن زعم من متأخري الفقهاء، كالقاضي أبي الوليد الباجي ومن تابعه أنه عليه السلام ، كتب يوم الحديبية: "هذا ما قاضى عليه محمد بن عبد الله" فإنما حمله على ذلك رواية في صحيح البخاري: "ثم أخذ فكتب": وهذه محمولة على الرواية الأخرى: "ثم أمر فكتب".

ولهذا اشتد النكير بين فقهاء المغرب والمشرق على من قال بقول الباجي، وتبرؤوا منه، وأنشدوا في ذلك أقوالا وخطبوا به في محافلهم: وإنما أراد الرجل -أعني الباجي، فيما يظهر عنه -أنه كتب ذلك على وجه المعجزة، لا أنه كان يحسن الكتابة، كما قال، عليه الصلاة والسلام إخبارا عن الدجال: "مكتوب بين عينيه كافر" وفي رواية: "ك ف ر، يقرؤها كل مؤمن" ،

وما أورده بعضهم من الحديث أنه لم يمت، عليه السلام حتى تعلم الكتابة، فضعيف لا أصل له


FATHONAH bkn brrt pandai mmbaca dan mnulis, apa lg pd zaman itu BACA-TULIS d an9ap AIB, krn d an9ap TDK CERDAS dan LEMAH INGATANNY. .


قوله صلى الله عليه وسلم : ( أرني مكانها فأراه مكانها فمحاها وكتب ابن عبد الله
قال القاضي عياض – رضي الله تعالى عنه – : احتج بهذا اللفظ بعض الناس على أن النبي صلى الله عليه وسلم كتب ذلك بيده على ظاهر هذا اللفظ ، وقد ذكر البخاري نحوه من رواية إسرائيل
عن أبي إسحاق ، وقال فيه : أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم الكتاب فكتب ، وزاد عنه في طريق آخر ، ولا يحسن أن يكتب فكتب ، قال أصحاب هذا المذهب : إن الله تعالى أجرى ذلك على يده إما بأن كتب ذلك القلم بيده وهو غير عالم بما يكتب ، أو أن الله تعالى علمه ذلك حينئذ حتى كتب ، وجعل هذا زيادة في معجزته ، فإنه كان أميا فكما علمه ما لم يعلم من العلم ، وجعله يقرأ ما لم يقرأ ، ويتلو ما لم يكن يتلو ، كذلك علمه أن يكتب ما لم يكن يكتب ، وخط ما لم يكن يخط بعد النبوة ، أو أجرى ذلك على يده ، قالوا : وهذا لا يقدح في وصفه بالأمية ، واحتجوا بآثار جاءت في هذا عن الشعبي وبعض السلف ، وأن النبي صلى الله عليه وسلم لم يمت حتى كتب . قال القاضي : وإلى جواز هذا ذهب الباجي ، وحكاه عن السمناني وأبي ذر وغيره ، وذهب الأكثرون إلى منع هذا كله ، قالوا : وهذا الذي زعمه الذاهبون إلى القول الأول يبطله وصف الله تعالى إياه بالنبي الأمي صلى الله عليه وسلم ، وقوله تعالى : { وما كنت تتلو من قبله من كتاب ولا تخطه بيمينك } وقوله صلى الله عليه وسلم : ” إنا أمة أمية لا نكتب ولا نحسب ” ، قالوا : وقوله في هذا الحديث : ( كتب ) معناه : أمر بالكتابة ، كما يقال : رجم ماعزا ، وقطع السارق ، وجلد الشارب ، أي : أمر بذلك ، واحتجوا بالرواية الأخرى : ( فقال لعلي – رضي الله تعالى عنه – اكتب محمد بن عبد الله ) قال القاضي : وأجاب الأولون عن قوله تعالى إنه لم يتل ولم يخط ، أي من قبل تعليمه كما قال الله تعالى : { من قبله } فكما جاز أن يتلو جاز أن يكتب ، ولا يقدح هذا في كونه أميا إذ ليست المعجزة مجرد كونه أميا ، فإن المعجزة حاصلة بكونه صلى الله عليه وسلم كان أولا كذلك ، ثم جاء بالقرآن ، وبعلوم لا يعلمها الأميون ، قال القاضي : وهذا الذي قالوه ظاهر ، قال : وقوله في الرواية التي ذكرناها : ( ولا يحسن أن يكتب فكتب ) كالنص أنه كتب بنفسه ، قال : والعدول إلى غيره مجاز ، ولا ضرورة إليه ، قال : وقد طال كلام كل فرقة في هذه المسألة ، وشنعت كل فرقة على الأخرى في هذا . والله أعلم. شرح صحيح مسلم، ١٠٩/١٢
www