Posted on Februari 17, 2012 by mromi
حَدَّثَنَا
عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ النَّاقِدُ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
الْحَنْظَلِيُّ وَعُبَيْدُ اللهِ بْنُ سَعِيْدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِي
عُمَرَ الْمَكِّيُّ كُلُّهُمْ عَنِ ابْنِ عُيَيْنَةَ وَاللَّفْظُ ِلابْنِ
أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا عَمْرُو
بْنُ دِيْنَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ:
قُلْتُ
ِلابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا اَلْبِكَالِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى
عَلَيْهِ السَّلاَم صَاحِبَ بَنِي إِسْرَائِيْلَ لَيْسَ هُوَ مُوسَى
صَاحِبَ الْخَضِرِ عَلَيْهِ السَّلاَم فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللهِ.
سَمِعْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ قَامَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
خَطِيْبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيْلَ فَسُئِلَ أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ
فَقَالَ أَنَا أَعْلَمُ قَالَ فَعَتَبَ اللهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ
الْعِلْمَ إِلَيْهِ فَأَوْحَى اللهُ إِلَيْهِ أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي
بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ مُوسَى أَيْ رَبِّ
كَيْفَ لِي بِهِ فَقِيلَ لَهُ اَحْمِلْ حُوتًا فِي مِكْتَلٍ فَحَيْثُ
تَفْقِدُ الْحُوتَ فَهُوَ ثَمَّ فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقَ مَعَهُ فَتَاهُ
وَهُوَ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ فَحَمَلَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ حُوتًا فِي
مِكْتَلٍ وَانْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ يَمْشِيَانِ حَتَّى أَتَيَا
الصَّخْرَةَ فَرَقَدَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَفَتَاهُ فَاضْطَرَبَ
الْحُوتُ فِي الْمِكْتَلِ حَتَّى خَرَجَ مِنَ الْمِكْتَلِ فَسَقَطَ فِي
الْبَحْرِ قَالَ وَأَمْسَكَ اللهُ عَنْهُ جِرْيَةَ الْمَاءِ حَتَّى كَانَ
مِثْلَ الطَّاقِ فَكَانَ لِلْحُوتِ سَرَبًا وَكَانَ لِمُوسَى وَفَتَاهُ
عَجَبًا فَانْطَلَقَا بَقِيَّةَ يَوْمِهِمَا وَلَيْلَتِهِمَا وَنَسِيَ
صَاحِبُ مُوسَى أَنْ يُخْبِرَهُ فَلَمَّا أَصْبَحَ مُوسَى عَلَيْهِ
السَّلاَمُ قَالَ لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِيْنَا مِنْ
سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ وَلَمْ يَنْصَبْ حَتَّى جَاوَزَ
الْمَكَانَ الَّذِي أُمِرَ بِهِ { قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى
الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيْهُ إِلاَّ
الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيْلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا
} قَالَ مُوسَى { ذٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا
قَصَصًا } قَالَ يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا حَتَّى أَتَيَا الصَّخْرَةَ
فَرَأَى رَجُلاً مُسَجًّى عَلَيْهِ بِثَوْبٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى
فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ أَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلاَمُ قَالَ أَنَا مُوسَى
قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ إِنَّكَ عَلَى عِلْمٍ
مِنْ عِلْمِ اللهِ عَلَّمَكَهُ اللهُ لاَ أَعْلَمُهُ وَأَنَا عَلَى عِلْمٍ
مِنْ عِلْمِ اللهِ عَلَّمَنِيْهِ لاَ تَعْلَمُهُ قَالَ لَهُ مُوسَى
عَلَيْهِ السَّلاَمُ { هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِي مِمَّا
عُلِّمْتَ رُشْدًا قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا
وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا قَالَ سَتَجِدُنِي
إِنْ شَاءَ اللهُ صَابِرًا وَلاَ أَعْصِي لَكَ أَمْرًا } قَالَ لَهُ
الْخَضِرُ { فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلاَ تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى
أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا } قَالَ نَعَمْ فَانْطَلَقَ الْخَضِرُ
وَمُوسَى يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ فَمَرَّتْ بِهِمَا سَفِينَةٌ
فَكَلَّمَاهُمْ أَنْ يَحْمِلُوْهُمَا فَعَرَفُوْا الْخَضِرَ
فَحَمَلُوْهُمَا بِغَيْرِ نَوْلٍ فَعَمَدَ الْخَضِرُ إِلَى لَوْحٍ مِنْ
أَلْوَاحِ السَّفِينَةِ فَنَزَعَهُ فَقَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ حَمَلُوْنَا
بِغَيْرِ نَوْلٍ عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ فَخَرَقْتَهَا { لِتُغْرِقَ
أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ
لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ لاَ تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيْتُ
وَلاَ تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } ثُمَّ خَرَجَا مِنَ
السَّفِيْنَةِ فَبَيْنَمَا هُمَا يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ إِذَا
غُلاَمٌ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَ الْخَضِرُ بِرَأْسِهِ
فَاقْتَلَعَهُ بِيَدِهِ فَقَتَلَهُ فَقَالَ مُوسَى { أَقَتَلْتَ نَفْسًا
زَاكِيَةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ
أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ وَهٰذِهِ
أَشَدُّ مِنَ الْأُولَى { قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا
فَلاَ تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا فَانْطَلَقَا
حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اِسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا
أَنْ يُضَيِّفُوْهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيْدُ أَنْ يَنْقَضَّ
فَأَقَامَهُ } يَقُوْلُ مَائِلٌ قَالَ الْخَضِرُ بِيَدِهِ هٰكَذَا
فَأَقَامَهُ قَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ أَتَيْنَاهُمْ فَلَمْ يُضَيِّفُوْنَا
وَلَمْ يُطْعِمُونَا { لَوْ شِئْتَ لَتَّخِذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ
هٰذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ
تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا } قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللهُ مُوسَى لَوَدِدْتُ أَنَّهُ كَانَ صَبَرَ
حَتَّى يُقَصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَخْبَارِهِمَا قَالَ وَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتِ اْلأُولَى مِنْ مُوسَى
نِسْيَانًا قَالَ وَجَاءَ عُصْفُورٌ حَتَّى وَقَعَ عَلَى حَرْفِ
السَّفِينَةِ ثُمَّ نَقَرَ فِي الْبَحْرِ فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ مَا
نَقَصَ عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلاَّ مِثْلَ مَا نَقَصَ
هَذَا الْعُصْفُورُ مِنْ الْبَحْرِ قَالَ سَعِيْدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَكَانَ
يَقْرَأُ وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ
غَصْبًا وَكَانَ يَقْرَأُ وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ كَافِرًا
170 – (2380)
Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Muhammad An Naqid dan Ishaq bin Ibrahim Al Handzali dan ‘Ubaidullah bin Sa’id dan Muhammad bin Abu ‘Umar Al Makki seluruhnya dari Ibnu ‘Uyainah dan lafazh ini milik Ibnu Abu ‘Umar; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin ‘Uyainah; Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Dinar dari Sa’id bin Jubair Radhiyallahu’anhu dia berkata:
Saya telah berkata kepada Ibnu Abbas bahwasanya
Nauf Al Bikali mengatakan bahwa Musa ‘Alaihis Salam yang berada di
tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir.
(Ibnu Abbas) berkata; ‘Berdustalah musuh Allah. Saya pernah mendengar Ubay bin Ka’ab berkata;
saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Suatu
ketika Nabi Musa ‘Alaihis Salam berdiri untuk berpidato di hadapan kaum
Bani Israil. Setelah itu, seseorang bertanya kepadanya; ‘Hai Musa,
siapakah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini? Nabi Musa
menjawab; ‘Akulah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini.’
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: Oleh karena itu, Allah sangat
mencela Musa ‘Alaihis Salam. Karena ia tidak menyadari bahwa ilmu yang
diperolehnya itu adalah pemberian Allah. Lalu Allah mewahyukan kepada
Musa; ‘Hai Musa, sesungguhnya ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak
ilmunya dan lebih pandai darimu dan ia sekarang berada di pertemuan dua
lautan.’ Nabi Musa ‘Alaihis Salam bertanya; ‘Ya Tuhan, bagaimana caranya
saya dapat bertemu dengan hambaMu itu? ‘ Dijawab: Bawalah seekor ikan
di dalam keranjang dari daun kurma. Manakala ikan tersebut melompat,
maka di situlah hambaKu berada. Kemudian Musa pun berangkat ke tempat
itu dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya’ bin Nun. Nabi
Musa sendiri membawa seekor ikan di dalam keranjang yang terbuat dari
daun kurma. Keduanya berjalan kaki menuju tempat tersebut. Ketika
keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun tertidur lelap.
Tiba-tiba ikan yang berada di dalam keranjang tersebut berguncang
keluar, lalu masuk ke dalam air laut.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Allah telah menahan air yang
dilalui ikan tersebut, hingga menjadi terowongan. Ikan itu menempuh
jalannya di lautan, sementara Musa dan muridnya kagum melihat
pemandangan yang unik itu. Akhirnya mereka berdua melanjutkan
perjalanannya siang dan malam. Rupanya murid Nabi Musa lupa untuk
memberitahukannya. Pada pagi harinya, Nabi Musa berkata kepada muridnya;
‘Bawalah makanan kita kemari! Sesungguhnya kita merasa letih karena
perjalanan kita ini.’
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Belum berapa jauh Musa melewati
tempat yang diperintahkan untuk mencarinya, muridnya berkata; ‘Tahukah
Anda tatkala kita mencari tempat berlindung di batu besar tadi, maka
sesungguhnya saya lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yang
membuat saya lupa untuk menceritakannya kecuali syetan, sedangkan ikan
tersebut mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.’ Musa
berkata; ‘Itulah tempat yang sedang kita cari.’ Lalu keduanya kembali
mengikuti jalan mereka semula.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Kemudian keduanya menelusuri
jejak mereka semula.’ Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka
mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan
kain. Lalu Nabi Musa ‘Alaihis Salam mengucapkan salam kepadanya. Nabi
Khidhir bertanya kepada Musa; ‘Bagaimana kedamaian di negerimu? ‘ Musa
berkata; ‘Saya adalah Musa.’ Nabi Khidhir terperanjat dan bertanya;
‘Musa Bani Israil.’ Nabi Musa menjawab; ‘Ya.’ Nabi Khidhir berkata
kepada Musa; ‘Sesungguhnya kamu mendapatkan sebagian ilmu Allah yang
diajarkanNya kepadamu yang tidak aku ketahui dan aku mendapatkan
sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadaku yang kamu tidak ketahui.’
Musa berkat kepada Khidhir; ‘Bolehkah aku mengikutimu agar kamu dapat
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu? ‘ Nabi Khidhir menjawab; ‘Sesungguhnya sekali-kali
kamu tidak akan sanggup dan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar
atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
hal itu? ‘ Musa berkata; ‘Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai
orang yang sabar dan aku pun tidak akan menentangmu dalam suatu urusan
pun.’ Khidhir menjawab; ‘Jika kamu tetap mengikutiku, maka janganlah
kamu menanyakan sesuatu hingga aku sendiri yang akan menerangkannya
kepadamu.’ Musa menjawab; ‘Baiklah.’
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Kemudian Musa dan Khidhir
berjalan menusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang
lewat. Lalu keduanya meminta tumpangan perahu. Ternyata orang-orang
perahu itu mengenal baik Nabi Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut
keduanya tanpa meminta upah.’ Lalu Nabi Khidhir mendekat ke salah satu
papan di bagian perahu itu dan setelah itu mencabutnya. Melihat hal itu,
Musa menegur dan memarahinya; ‘Mereka ini adalah orang-orang yang
mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi
perahu mereka untuk kamu tenggelamkan penumpangnya? ‘ Khidhir menjawab;
‘Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwasanya kamu sekali-kali tidak
akan sabar ikut bersamaku.’ Musa berkata sambil merayu; ‘Janganlah kamu
menghukumku karena kealpaanku dan janganlah kamu membebaniku dengan
suatu kesulitan dalam urusanku.’ Tak lama kemudian, keduanya pun turun
dari perahu tersebut. Ketika keduanya sedang berjalan-jalan di tepi
pantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan
teman-temannya yang lain. Kemudian, Nabi Khidhir segera memegang dan
membekuk (memuntir) kepala anak kecil itu dengan tangannya hingga
menemui ajalnya. Dengan gusarnya Nabi Musa berupaya menghardik Nabi
Khidhir; ‘Mengapa kamu bunuh jiwa yang tak berdosa, sedangkan anak kecil
itu belum pernah membunuh? Sungguh kamu telah melakukan perbuatan yang
munkar? ‘ Khidhir berkata; ‘Bukankah sudah aku katakan bahwasanya kamu
tidak akan mampu untuk bersabar dalam mengikutiku. Dan ini melebihi dari
yang sebelumnya.’ Musa berkata; ‘Jika aku bertanya kepadamu tentang
sesuatu setelah ini, maka janganlah kamu perbolehkan aku untuk
menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur (maaf)
kepadaku.’ Selanjutnya Nabi Musa dan Khidhir melanjutkan perjalanannya.
Ketika mereka berdua tiba di suatu negeri, maka keduanya pun meminta
jamuan dari penduduk negeri tersebut, tapi sayangnya mereka enggan
menjamu keduanya. Lalu keduanya mendapatkan sebuah dinding rumah yang
hampir roboh dan Nabi Khidhir pun langsung menegakkannya
(memperbaikinya).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Dinding itu miring (sambil
memberi isyarat dengan tangannya) lalu ditegakkan oleh Khidhir.’ Musa
berkata kepada Khidhir; ‘Kamu telah mengetahui bahwa para penduduk
negeri yang kita datangi ini enggan menyambut dan menjamu kita. Kalau
kamu mau, sebaiknya kamu minta upah dari hasil perbaikan dinding rumah
tersebut. Akhirnya Khidhir berkata; ‘Inilah perpisahan antara aku dan
kamu. Aku akan beritahukan kepadamu tentang rahasia segala perbuatan
yang kamu tidak sabar padanya.’
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Semoga Allah memberikan rahmat
dan karuniaNya kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam. Sebenarnya aku lebih
senang jika Musa dapat sedikit bersabar, hingga kisah Musa dan Khidhir
bisa diceritakan kepada kita dengan lebih panjang lagi. Ubay bin Ka’ab
berkata; ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Penyebab
perpisahan tersebut adalah karena Musa alpa.’
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Tak lama kemudian, datanglah
burung kecil tersebut mematuk air laut dengan paruhnya. Lalu Khidhir
berkata kepada Musa; ‘Sesungguhnya ilmuku dan ilmumu dan ilmu yang kita
peroleh dari Allah itu hanyalah seperti seteguk air laut yang diperoleh
burung kecil itu di antara hamparan lautan ilmu yang dimiliki Allah.’ Sa’id bin Zubair berkata;
‘Ibnu Abbas membacakan ayat Al Qur’an yang artinya; ‘Di depan mereka
ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus. Ibnu Abbas
juga membacakan ayat Al Qur’an yang artinya; ‘Anak kecil yang dibunuh
Nabi Khidhir itu adalah kafir.’
(Shahih Muslim 2380-170)
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اْلأَعْلَى اَلْقَيْسِيُّ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ
بْنُ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَقَبَةَ عَنْ أَبِي
إِسْحَقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ:
قِيْلَ
ِلابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى الَّذِي ذَهَبَ
يَلْتَمِسُ الْعِلْمَ لَيْسَ بِمُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ
أَسَمِعْتَهُ يَا سَعِيْدُ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ كَذَبَ نَوْفٌ
171 – (2380)
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Abdul A’laa Al Qais; Telah menceritakan kepada kami Al Mu’tamir bin Sulaiman At Taimi dari Bapaknya dari Raqabah dariAbu Ishaq dari Sa’id bin Jubair Radhiyallahu’anhu dia berkata:
Di tanyakan kepada Ibnu Abbas bahwa
Nauf beranggapan sesungguhnya Musa yang pergi mencari Ilmu itu bukanlah
Musa yang di utus kepada Bani Israil; Ibnu Abbas bertanya; Apakah kamu
mendengarnya juga wahai Said? Aku menjawab; ‘Ya.’ Ibnu Abbas berkata;
Nauf telah berdusta!
(Shahih Muslim 2380-171)
حَدَّثَنَا
أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّهُ بَيْنَمَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِي
قَوْمِهِ يُذَكِّرُهُمْ بِأَيَّامِ اللهِ وَأَيَّامُ اللهِ نَعْمَاؤُهُ
وَبَلاَؤُهُ إِذْ قَالَ مَا أَعْلَمُ فِي اْلأَرْضِ رَجُلاً خَيْرًا
وَأَعْلَمَ مِنِّي قَالَ: فَأَوْحَى اللهُ إِلَيْهِ إِنِّي أَعْلَمُ
بِالْخَيْرِ مِنْهُ أَوْ عِنْدَ مَنْ هُوَ. إِنَّ فِي اْلأَرْضِ رَجُلاً
هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ يَا رَبِّ فَدُلَّنِي عَلَيْهِ قَالَ فَقِيْلَ
لَهُ تَزَوَّدْ حُوتًا مَالِحًا فَإِنَّهُ حَيْثُ تَفْقِدُ الْحُوتَ قَالَ
فَانْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ حَتَّى انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَعُمِّيَ
عَلَيْهِ فَانْطَلَقَ وَتَرَكَ فَتَاهُ فَاضْطَرَبَ الْحُوْتُ فِي
الْمَاءِ فَجَعَلَ لاَ يَلْتَئِمُ عَلَيْهِ صَارَ مِثْلَ الْكُوَّةِ قَالَ
فَقَالَ فَتَاهُ أَلاَ أَلْحَقُ نَبِيَّ اللهِ فَأُخْبِرَهُ قَالَ
فَنُسِّيَ فَلَمَّا تَجَاوَزَا { قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ
لَقِيْنَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ وَلَمْ يُصِبْهُمْ نَصَبٌ
حَتَّى تَجَاوَزَا قَالَ فَتَذَكَّرَ { قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا
إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيْتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيْهُ إِلاَّ
الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيْلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا
قَالَ ذٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا }
فَأَرَاهُ مَكَانَ الْحُوتِ قَالَ هَا هُنَا وُصِفَ لِي قَالَ فَذَهَبَ
يَلْتَمِسُ فَإِذَا هُوَ بِالْخَضِرِ مُسَجًّى ثَوْبًا مُسْتَلْقِيًا عَلَى
الْقَفَا أَوْ قَالَ عَلَى حَلاَوَةِ الْقَفَا قَالَ اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ فَكَشَفَ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ قَالَ وَعَلَيْكُمُ
السَّلاَمُ مَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ وَمَنْ مُوسَى قَالَ
مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ مَجِيءٌ مَا جَاءَ بِكَ قَالَ جِئْتُ لِ {
تُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ
مَعِيَ صَبْرًا وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا }
شَيْءٌ أُمِرْتُ بِهِ أَنْ أَفْعَلَهُ إِذَا رَأَيْتَهُ لَمْ تَصْبِرْ {
قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ صَابِرًا وَلاَ أَعْصِي لَكَ أَمْرًا
قَالَ فَإِنْ اِتَّبَعْتَنِي فَلاَ تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى
أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي
السَّفِينَةِ خَرَقَهَا } قَالَ اِنْتَحَى عَلَيْهَا قَالَ لَهُ مُوسَى
عَلَيْهِ السَّلاَمُ { أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ
شَيْئًا إِمْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ
صَبْرًا قَالَ لاَ تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيْتُ وَلاَ تُرْهِقْنِي مِنْ
أَمْرِي عُسْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا لَقِيَا } غِلْمَانًا
يَلْعَبُوْنَ قَالَ فَانْطَلَقَ إِلَى أَحَدِهِمْ بَادِيَ الرَّأْيِ
فَقَتَلَهُ فَذُعِرَ عِنْدَهَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ ذَعْرَةً
مُنْكَرَةً { قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَاكِيَةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ
جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا } فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عِنْدَ هٰذَا الْمَكَانِ رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْنَا وَعَلَى
مُوسَى لَوْلاَ أَنَّهُ عَجَّلَ لَرَأَى الْعَجَبَ وَلَكِنَّهُ أَخَذَتْهُ
مِنْ صَاحِبِهِ ذَمَامَةٌ { قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا
فَلاَ تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا } وَلَوْ صَبَرَ
لَرَأَى الْعَجَبَ قَالَ وَكَانَ إِذَا ذَكَرَ أَحَدًا مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ
بَدَأَ بِنَفْسِهِ رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْنَا وَعَلَى أَخِي كَذَا رَحْمَةُ
اللَّهِ عَلَيْنَا { فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ }
لِئَامًا فَطَافَا فِي الْمَجَالِسِ فَ { اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا
فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمَا فَوَجَدَا فِيْهَا جِدَارًا يُرِيْدُ أَنْ
يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ لَوْ شِئْتَ َلاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا
قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ } وَأَخَذَ بِثَوْبِهِ قَالَ {
سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا أَمَّا
السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِيْنَ يَعْمَلُوْنَ فِي الْبَحْرِ } إِلَى
آخِرِ الْآيَةِ فَإِذَا جَاءَ الَّذِي يُسَخّْرُهَا وَجَدَهَا مُنْخَرِقَةً
فَتَجَاوَزَهَا فَأَصْلَحُوْهَا بِخَشَبَةٍ { وَأَمَّا الْغُلَامُ }
فَطُبِعَ يَوْمَ طُبِعَ كَافِرًا وَكَانَ أَبَوَاهُ قَدْ عَطَفَا عَلَيْهِ
فَلَوْ أَنَّهُ أَدْرَكَ أَرْهَقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا { فَأَرَدْنَا
أَنْ يُبَدِّلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ
رُحْمًا وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلاَمَيْنِ يَتِيْمَيْنِ فِي
الْمَدِيْنَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ ح و
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوسَى
كِلاَهُمَا عَنْ إِسْرَائِيْلَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ بِإِسْنَادِ
التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ نَحْوَ حَدِيْثِهِ
172 – (2380)
Telah menceritakan kepada kami Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu’anhu , dia berkata:
Aku
mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Musa berpidato
dihadapan kaumnya mengingatkan hari-hari Allah, kemenangan dan
cobaannya, ia menyatakan bahwa Aku tidak tahu ada orang yang paling
pandai di muka bumi selain aku. Maka Allah subhanahu wata’ala mewahyukan
padanya bahwa Allah memiliki seorang hamba yang lebih pandai darinya,
Musa berkata; Wahai Rabbku tunjukilah kepadaku, Maka Allah berfirman
kepadanya; bawalah bersamamu bekal dari ikan yang asin. Hingga akhirnya
kamu akan mencari ikan itu. Lalu pergilah Musa hingga ia sampai di
sebuah batu lalu ia tidak dapat melihat ikat tersebut. Lalu Musa pergi
dengan meninggal temannya untuk mencari ikat tersebut. Namun tiba-tiba
ikan tersebut bergerak-gerak hingga dapat diketahui oleh temannya.
Temannya berkata; aku akan mengejar Musa hingga aku beritahukan tentang
ikan itu kepadanya. Ubay berkata; lalu teman itu lupa hingga mereka
terus berlalu. Musa berkata; sesungguhnya kita telah merasa letih karena
perjalanan kita ini. Lalu temannya berkata; ‘Adakah kamu melihat kita
berdiam yakni ketika beristirahat di batu besar. Sesungguhnya aku
terlupa kepada ikan itu dan Tiada yang membuat aku lupa tentang hal itu,
melainkan setan.’ Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula
ketika ikan tersebut lari dengan cepat hingga mengagetkan Musa dan
mereka berjalan mengikuti jejak ikan tersebut. Musa berkata; inilah
tempat yang telah digambarkan kepadaku. Lalu dia mencari kemudian
bertemulah dengan seseorang yang memakai kain penutup kepala, sambil
berbaring. Musa mengucapkan salam kepadanya dan ia membalas sambil
membuka kain yang menutupi wajahnya; ‘Wa ‘alaikum salam, siapakah
kamu? Musa berkata; Aku adalah Musa. Ia bertanya; Musa siapa?.Musa
menjawab; Musa bani Israil. Ia bertanya lagi; Apa yang menyebabkan kamu
datang kemari? Musa menjawab; Aku datang agar kamu mengajariku tentang
ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Khidhir berkata; Sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu
dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang hal itu?. Musa berkata: Insya Allah kamu akan mendapati
aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam
sesuatu urusan pun.Dia
berkata: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku
tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya
kepadamu. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki
perahu lalu Khidhr melubanginya. -Ubay berkata; ‘Khidr melubanginya
dengan sengaja.- Musa berkata: Mengapa kamu melubangi perahu itu yang
akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah
berbuat sesuatu kesalahan yang besar. Dia (Khidhr) berkata: Bukankah aku
telah berkata:Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama
dengan aku. Musa berkata:Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku
dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam
urusanku. Keduanya berjalan hingga mendatangi beberapa anak kecil yang
sedang bermain di tepi pantai, lalu dia mendekati salah satu dari mereka
dengan cepat dan langsung membunuhnya. Musa pun kaget dan
berkata: Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, yang tidak pernah membunuh
orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang
mungkar. Khidhr berkata: Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa
sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?. Musa pun malu dan
berkata:Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini,
maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu
sudah cukup memberikan uzur padaku. Maka keduanya berjalan; hingga
tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta
dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau
menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding
rumah yang hampir roboh, maka Khidr menegakkan dinding itu. Musa
berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidhr
berkata seraya sambil memegang pakaian Musa:Inilah perpisahan antara
aku dengan kamu, Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun
bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut,
dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada
seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Maka bila raja itu lewat
dia akan mendapati bahtera itu dalam keadaan rusak, hingga tidak jadi
merampasnya dan semuanya selamat, setelah itu mereka bisa kembali
memperbaikinya dengan kayu. Dan adapun anak itu, telah ditakdirkan
padanya kekafiran sedang orang tuanya adalah orang-orang shaleh, apabila
dia sudah besar dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada
kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Allah mengganti
bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anak itu
dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). Adapun dinding
rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya
adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka
sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai
rahmat dari Tuhanmu.
Dan telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdur Rahman Ad Darimi; Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Yusuf; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami ‘Abad bin Humaid; Telah mengabarkan kepada kami ‘Ubaidullah bin Musa keduanya dari Israil dari Abu Ishaq dengan sanad At Taimi dari Abu Ishaq dengan Hadits yang serupa.
(Shahih Muslim 2380-172)
وَحَدَّثَنَا
عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ
كَعْبٍ:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ: لَتَّخِذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا
173 – (2380)
Dan telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Amru dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu’anhu :Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat: Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu. (QS Al Kahfi: 77)
(Shahih Muslim 2380-173)
حَدَّثَنِي
حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا اِبْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُتْبَةَ
بْنِ مَسْعُوْدٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ:
أَنَّهُ
تَمَارَى هُوَ وَالْحُرُّ بْنُ قَيْسِ بْنِ حِصْنٍ اَلْفَزَارِيُّ فِي
صَاحِبِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ هُوَ الْخَضِرُ
فَمَرَّ بِهِمَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ اْلأَنْصَارِيُّ فَدَعَاهُ ابْنُ
عَبَّاسٍ فَقَالَ يَا أَبَا الطُّفَيْلِ هَلُمَّ إِلَيْنَا فَإِنِّي قَدْ
تَمَارَيْتُ أَنَا وَصَاحِبِي هَذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى الَّذِي سَأَلَ
السَّبِيْلَ إِلَى لُقِيِّهِ فَهَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ شَأْنَهُ فَقَالَ أُبَيٌّ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ بَيْنَمَا مُوسَى فِي
مَلَإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ هَلْ
تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ مُوسَى لاَ فَأَوْحَى اللهُ إِلَى
مُوسَى بَلْ عَبْدُنَا الْخَضِرُ قَالَ فَسَأَلَ مُوسَى السَّبِيْلَ إِلَى
لُقِيِّهِ فَجَعَلَ اللهُ لَهُ الْحُوْتَ آيَةً وَقِيْلَ لَهُ إِذَا
افْتَقَدْتَ الْحُوتَ فَارْجِعْ فَإِنَّكَ سَتَلْقَاهُ فَسَارَ مُوسَى مَا
شَاءَ اللهُ أَنْ يَسِيْرَ ثُمَّ قَالَ لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا }
فَقَالَ فَتَى مُوسَى حِيْنَ سَأَلَهُ الْغَدَاءَ { أَرَأَيْتَ إِذْ
أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِِّي نَسِيْتُ الْحُوتَ وَمَا
أَنْسَانِيْهِ إِلاَّ الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ } فَقَالَ مُوسَى
لِفَتَاهُ { ذٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا
قَصَصًا } فَوَجَدَا خَضِرًا فَكَانَ مِنْ شَأْنِهِمَا مَا قَصَّ اللهُ فِي
كِتَابِهِ إِلاَّ أَنَّ يُونُسَ قَالَ فَكَانَ يَتَّبِعُ أَثَرَ الْحُوتِ
فِي الْبَحْرِ
174 – (2380)
Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari ‘Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud dari ‘Abdullah bin Abbas Radhiyallahu’anhu :
Bahwa dia
dan Al Hurr bin Qais bin Hisn Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa
‘alaihissalam yang bertanya tentang jalan untuk bertemu dengannya, Ibnu
Abbas mengatakan bahwa kawan yang dimaksud itu ialah Khidhir, sedangkan
Hurr mengatakan bukan. Kemudian lewatlah Ubay bin Ka’ab al-Anshari di
depan mereka. Ibnu Abbas lalu memanggilnya kemudian berkata, Hai Abu
Thufail kemarilah, sesungguhnya aku berselisih pendapat dengan sahabatku
ini siapa kawan Musa yang olehnya ditanyakan mengenai jalan untuk
menuju tempatnya itu, agar dapat bertemu dengannya. Apakah kamu pernah
mendengar hal-ihwalnya yang kamu dengar sendiri dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam? Ubay bin Ka’ab menjawab, Ya, saya mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ketika Musa duduk bersama
beberapa orang Bani Israel, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan
bertanya kepadanya (Musa), ‘Adakah seseorang yang lebih pandai daripada
kamu? ‘ Musa menjawab, ‘Tidak. Maka, Allah menurunkan wahyu kepada
Musa, Ada, yaitu hamba Kami Khidhir. Musa bertanya kepada (Allah)
bagaimana jalan kesana. Maka, Allah menjadikan ikan sebagai sebuah tanda
baginya dan dikatakan kepadanya, ‘Apabila ikan itu hilang darimu, maka
kembalilah (ke tempat di mana ikan itu hilang) karena engkau akan
bertemu dengannya (Khidhir). ‘Maka, Musa pun mengikuti jejak ikan laut
dengan kehendak Allah. Lalu Musa berkata kepada muridnya; Ayolah kita
makan siang dulu, mana makanannya. Murid Musa berkata kepadanya ketika
dia menanyakan makan siang, ‘Adakah kamu melihat Ikan itu ketika kita
beristirahat di batu besar. Sesungguhnya aku terlupa kepada ikan hiu itu
dan tiada yang membuat aku lupa tentang hal itu, melainkan setan.’ Musa
berkata, ‘Kalau demikian, memang itulah tempat yang kita cari.’ Lalu
keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Kemudian mereka bertemu
dengan Khidhir. Maka, apa yang terjadi pada mereka selanjutnya telah
diceritakan Allah Azza wa Jalla di dalam Kitab-Nya.
Hanya saja Yunus berkata dengan lafazh; ‘lalu Musa mengikuti jejak ikan Hiu di laut.’(Shahih Muslim 2380-174)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar