Muslimedianews.com ~ Mufti al-Azhar asy-Syarif, Syaikh Jad al-Haq Ali (1982), mengeluarkan fatwa sebagai berikut:
الْخِلَافَةُ اسْمُ مَصْدَرٍ مِنِ اسْتَخْلَفَ، وَالْمَصْدَرُ الْاِسْتِخْلًافُ، وَهَذَا الْمَعْنَى دَخَلَ فِى الْاِصْطِلَاحِ الشَّرْعِى فِى اسْمِ الْخَلِيْفَةِ وَمَهَمَّتِهِ فَقَطْ اِصْطَلَحَ عُلَمَاءُ الشَّرِيْعَةِ عَلَى أَنَّ الْخَلِيْفَةَ نَائِبٌ فِى الْقِيَامِ فِى سِيَاسَةِ الْأُمَّةِ وَتَنْفِيْذِ الْأَحْكَامِ، وَقَدْ تَوَقَّفَ هَذَا اللَّقَبُ بَعْدَ وَفَاةِ أَبِى بَكْرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ، وَلَمْ يُلَقَّبْ بِخَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ مِنَ الْخُلَفَاءِ بَعْدَهُ، وَإِنَّمَا أُطْلِقَ عَلَيْهِمْ اسْمُ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَهَذِهِ الْإِمَارَةُ اِصْطِلَاحٌ لَيْسَ مِنْ رَسْمِ الدِّيْنِ وَلَا مِنْ حُكْمِهِ فَلْنُسَمِّ الْحَاكِمَ وَالِيًا أَوْ رَئِيْسَ جُمْهُوْرِيَّةٍ أَوْ غَيْرَ هَذَا مِنَ الْأَسْمَاءِ الَّتِى يُصْطَلَحُ عَلَيْهَا، إِذْ لَا مَشَاحَّةَ فِى الْاِصْطِلَاحِ .
فَمَالِهَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا . أَيُرِيْدُوْنَ إِطْلَاقَ اسْمِ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ عَلَى مَنْ يُحْسِنُ الْقِيَامَ بِأَمْرِ الدِّيْنِ وَمَنْ يُخَالِفُهُ، كَانَ أَوْلَى بِهَذَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَأَمْثَالُهُ، وَهُمْ قَدْ رَأَوْا أَنَّهُمْ أَقَلُّ مِنْ أَنْ يَحْمِلُوْا هَذَا اللَّقَبَ فَاسْتَبْدَلُوْهُ بِأَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ لَقْبًا لِلْحَاكِمِ لَا غَيْرُ (فتاوى الأزهر - ج 7 / ص 359)
“Kalimat Khilafah adalah isim mashdar dari kata kerja Istakhlafa (menggantikan). Makna ini masuk dalam istilah syariat dalam sebuah nama khalifah dan kepentingannya saja. Ulama fikih membuat istilah bahwa khalifah adalah pimpinan dalam mengurus politik umat dan penerapan hukum. Gelar khalifah ini berhenti setelah wafatnya Abu Bakar, dan tidak ada seorang pun setelah Abu Bakar yang diberi gelar Pengganti Rasulullah (Khalifah). Mereka diberi nama Amirul Mukminin (Pemimpin orang-orang beriman). Istilah ini bukan bagian dari terminology dan hukum agama. Maka kita boleh memberi nama seorang Pemimpin dengan nama wali, presiden dan nama-nama lainnya. Tidak ada yang perlu dipersulit dalam istilah.
Maka, mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? Apakah mereka (yang mengusung khilafah) menginginkan penyebutan nama Khalifah (pengganti Rasulullah) disematkan kepada orang yang kredible dalam mengurus urusan agama dan kepada orang yang sebaliknya? Sungguh yang lebih berhak dengan nama ini (Khalifah) adalah Umar bin Khattab dan yang sepadan. Namun sungguh mereka merasa kecil untuk menyandang gelar ini. Maka mereka mengganti nama Khalifah dengan nama Amirul Mukminin sebagai gelar bagi pemimpin, bukan yang lain. (Fatawa al-Azhar 7/359)
Oleh : Ustadz Muhammad Ma'ruf Khozin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar