Sebagaimana dalam Firman Allah SWT :
Keutamaan shalat
اُتْلُ مَا اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ اْلكِتٰبِ وَ اَقِمِ الصَّلوٰةَ، اِنَّ الصَّلوٰةَ تَنْهٰى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَ اْلمُنْكَرِ، وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ، وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. العنكبوت: 45
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Qur'an dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-'Ankabuut : 45]
Hadits Nabi SAW sebagai berikut :
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اَلصَّلاَةُ، فَاِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ وَ اِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ. الطبرانى فى الاوسط، فى مجمع الزوائد 2: 7، رقم 1608
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Amal yang pertama-tama dihisab atas seseorang hamba pada hari qiyamat adalah shalatnya. Maka jika shalatnya baik, baiklah seluruh amalnya dan jika shalatnya rusak, rusaklah seluruh amalnya. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath, dalam Majma'uz Zawaaid juz 2, hal. 7, no. 1608]
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ الصَّلَوَاتِ اْلخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ اَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ. مسلم 1: 463
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan shalat lima (waktu) adalah seperti sungai mengalir dan melimpah di muka pintu salah seorang diantara kalian, lalu ia mandi di dalamnya setiap hari lima kali". [HR. Muslim juz 1, hal. 463]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اَرَأَيْتُمْ لَوْ اَنَّ نَهْرًا بِبَابِ اَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ. هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوْا: لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ. قَالَ: فَذٰلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ اْلخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ اْلخَطَايَا. مسلم 1: 462
Dari Abu Hurairah bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sebuah sungai di depan pintu seseorang diantara kalian, lalu ia mandi di dalamnya sehari lima kali. Apakah masih ada daki (di badannya) sedikitpun?". Para shahabat menjawab, "Tentu sudah tidak ada dakinya sedikitpun". Beliau bersabda, "Demikian itulah perumpamaan shalat lima (waktu), Allah menghapus dosa-dosa dengannya". [HR. Muslim juz 1, hal. 462]
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض اَنَّ رَجُلاً اَصَابَ مِنِ امْرَأَةٍ قُبْلَةً فَاَتَى رَسُوْلَ اللهِ ص فَذَكَرَ ذٰلِكَ لَهُ. فَاُنْزِلَتْ عَلَيْهِ: وَ اَقِمِ الصَّلوٰةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَ زُلَفًا مّنَ الَّيْلِ، اِنَّ اْلحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيّئَاتِ. ذٰلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيْنَ. قَالَ الرَّجُلُ: اَلِى هٰذِهِ؟ قَالَ: لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ اُمَّتِى. البخارى 5: 214
Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Pernah terjadi seorang laki-laki mencium perempuan, lalu ia datang kepada Rasulullah SAW lalu menceritakan hal itu kepada beliau. Lalu diturunkan ayat (tentang itu) : Aqimish sholaata thorofayin nahaari wa zulafam minal lail, innal hasanaati yudzhibnas sayyi-aat dzaalika dzikraa lidzdzaakiriin (Tegakkanlah shalat pada pagi dan sore, dan pada bagian permulaan waktu malam. Sesungguhnya kebaikan itu dapat menghapus dosa-dosa. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. QS. Huud : 114). Kemudian orang itu bertanya, "Apakah ayat ini khusus untukku ?". Nabi SAW bersabda, "Untuk siapa saja yang mengerjakan perbuatan seperti itu dari ummatku". [HR. Bukhari juz 5, hal. 214]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَقُوْلُ: اَلصَّلَوَاتُ اْلخَمْسُ وَ اْلجُمُعَةُ اِلَى اْلجُمُعَةِ وَ رَمَضَانُ اِلَى رَمَضَانَ مُكَفّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، اِذَا اجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ. مسلم 1: 209
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at hingga Jum'at berikutnya dan Ramadlan hingga Ramadlan berikutnya sebagai penebus dosa-dosa yang terjadi antara waktu itu, apabila ia menjauhi dosa-dosa besar". [HR. Muslim juz 1, hal. 209]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلصَّلاَةُ اْلخَمْسُ وَ اْلجُمُعَةُ اِلَى اْلجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا لَمْ تُغْشَ اْلكَبَائِرُ. مسلم 1: 209
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at hingga Jum'at berikutnya sebagai penebus dosa-dosa yang terjadi antara waktu itu, selama tidak dilakukan dosa-dosa besar". [HR. Muslim juz 1, hal. 209]
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوْبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوْءَهَا وَ خُشُوْعَهَا وَ رُكُوْعَهَا اِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوْبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيْرَةً، وَ ذٰلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ. مسلم 1: 206
Dari 'Utsman bin 'Affan, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiada seorang muslim yang menghadapi shalat wajib, lalu menyempurnakan wudlu, khusyu' serta ruku'nya, melainkan yang demikian itu menjadi penebus dosa yang terjadi sebelumnya, selama ia tidak melakukan dosa-dosa besar. Dan itu (berlaku) untuk selamanya". [HR. Muslim juz 1, hal. 206]
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَاَسْبَغَ اْلوُضُوْءَ ثُمَّ مَشَى اِلىَ الصَّلاَةِ اْلمَكْتُوْبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ اَوْ مَعَ اْلجَمَاعَةِ اَوْ فِى اْلمَسْجِدِ غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَهُ. مسلم 1: 208
Dari 'Utsman bin 'Affan, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berwudlu untuk shalat, lalu menyempurnakan wudlunya, kemudian ia berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat wajib bersama orang banyak, atau berjama'ah, atau di masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya". [HR. Muslim juz 1, hal. 208]
عَنْ جَابِرٍ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ اَلصَّلاَةُ. وَ مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ اْلوُضُوْءُ. البيهقى فى شعب الايمان 3: 4، رقم 2711
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Kuncinya surga itu adalah shalat. Dan kuncinya shalat itu adalah wudlu". [HR. Baihaqiy, dalam Syu'abul iimaan juz 3, hal. 4, no. 2711]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: صَلاَةُ اْلجَمَاعَةِ اَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ اْلفَذّ بِسَبْعٍ وَ عِشْرِيْنَ دَرَجَةً. مسلم 1: 450
Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Shalat berjama'ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat". [HR. Muslim juz 1, ha. 450]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى اْلجَمَاعَةِ تَزِيْدُ عَلَى صَلاَتِهِ وَحْدَهُ سَبْعًا وَ عِشْرِيْنَ. مسلم 1: 451
Dari Ibnu 'Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih utama daripada shalatnya sendirian dengan dua puluh tujuh derajat". [HR. Muslim juz 1, hal. 451]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى اْلجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَ فِى سُوْقِهِ خَمْسًا وَ عِشْرِيْنَ ضِعْفًا. وَ ذٰلِكَ اَنَّهُ اِذَا تَوَضَّأَ فَاَحْسَنَ اْلوُضُوْءَ ثُمَّ خَرَجَ اِلَى اْلمَسْجِدِ لاَ يُخْرِجُهُ اِلاَّ الصَّلاَةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً اِلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَ حُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةٌ. فَاِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ اْلمَلاَئِكَةُ تُصَلّى عَلَيْهِ مَا دَامَ فِى مُصَلاَّهُ: اَللّهُمَّ صَلّ عَلَيْهِ، اَللّهُمَّ ارْحَمْهُ. وَ لاَ يَزَالُ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ. البخارى 1: 158
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Shalat berjama'ah itu belipat ganda (pahalanya) dari pada shalat sendirian di rumah atau di pasar dengan dua puluh lima lipat. Yang demikian itu karena seseorang jika menyempurnakan wudlu kemudian keluar ke masjid, ia tidak keluar melainkan untuk shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kaki selangkah melainkan terangkat satu derajat dan dihapuskan satu dosa. Dan setelah shalat, ia selalu didoakan oleh para malaikat selama ia di tempat shalatnya (dan belum berhadats). Malaikat berdoa Alloohumma sholli 'alaih, Alloohummarhamhu (Ya Allah, berilah shalawat padanya, ya Allah berilah rahmat padanya). Dan terus-menerus ia dianggap shalat selama ia menantikan shalat". [HR. Bukhari juz 1, hal. 158]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: اَتَى النَّبِيَّ ص رَجُلٌ اَعْمَى فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّهُ لَيْسِ لِى قَائِدٌ يَقُوْدُنِى اِلَى اْلمَسْجِدِ. فَسَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص اَنْ يُرَخّصَ لَهُ فَيُصَلّيَ فِى بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ. فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ: هَلْ تَسْمَعُ النّدَاءَ بِالصَّلاَةِ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَاَجِبْ. مسلم 1: 452
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Seorang buta datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya tidak ada seorang penuntun bagiku untuk menuntun ke masjid". Lalu orang itu minta idzin kepada Rasulullah untuk shalat di rumah, maka Rasulullah mengidzinkannya. Kemudian ketika orang itu berjalan pulang, beliau memanggilnya kembali dan bertanya, "Apakah kamu mendengar suara adzan untuk shalat ?". Orang itu menjawab, "Ya". Lalu beliau bersabda, "Jika demikian kamu harus datang menyambut". [HR. Muslim, juz 1, hal. 452]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ اَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْتَطَبَ، ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ بِهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ اُخَالِفَ اِلَى رِجَالٍ فَأُحَرّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوْتَهُمْ. وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ يَعْلَمُ اَحَدُهُمْ اَنَّهُ يَجِدُ عَرْقًا سَمِيْنًا اَوْ مِرْمَاتَيْنِ حَسَنَتَيْنِ لَشَهِدَ اْلعِشَاءَ. البخارى 1: 158
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya saya ingin menyuruh orang mengumpulkan kayu bakar dan setelah terkumpul kemudian saya perintahkan muadzdzin beradzan, dan saya menyuruh orang menjadi imam bagi orang banyak, kemudian saya pergi kepada orang-orang yang tidak datang shalat, lalu saya bakar rumah-rumah mereka dengan mereka sekaligus. Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya seseorang diantara mereka itu mengetahui akan mendapatkan sepotong tulang yang berdaging atau dua kikil kambing yang bagus, tentu ia mendatangi jama'ah shalat 'Isyak". [HR. Bukhari juz 1, hal. 158]
عَنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: مَنْ سَرَّهُ اَنْ يَلْقَى اللهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هٰؤُلآءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَاِنَّ اللهَ شَرَعَ لِنَبِيّكُمْ ص سُنَنَ اْلهُدَى وَ اِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ اْلهُدَى. وَ لَوْ اَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوْتِكُمْ كَمَا يُصَلّى هٰذَا اْلمُتَخَلّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيّكُمْ، وَ لَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيّكُمْ لَضَلَلْتُمْ، وَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُوْرَ ثُمَّ يَعْمِدُ اِلَى مَسْجِدٍ مِنْ هٰذِهِ اْلمَسَاجِدِ اِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلّ خَطْوَةٍ يَخْطُوْهَا حَسَنَةً وَ يَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَ يَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيّئَةً. وَ لَقَدْ رَاَيْتُنَا وَ مَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا اِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُوْمُ النّفَاقِ. وَ لَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِى الصَّفّ. مسلم 1: 453. و فى رواية له قال: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص عَلَّمَنَا سُنَنَ اْلهُدَى وَ اِنَّ مِنْ سُنَنِ اْلهُدَى اَلصَّلاَةَ فِى اْلمَسْجِدِ الَّذِى يُؤَذَّنُ فِيْهِ. مسلم 1: 453.
Dari 'Abdullah (Ibnu Mas'ud RA), ia berkata : Siapa yang ingin bertemu Allah sebagai seorang muslim, maka ia harus menjaga benar-benar shalat (pada waktunya) ketika terdengar suara adzan. Karena sesungguhnya Allah telah mensyariatkan (mengajarkan) kepada Nabimu SAW sunanul huda (pelaksanaan-pelaksanaan petunjuk). Dan menjaga shalat itu termasuk dari sunanul huda. Andaikan kamu shalat di rumah sebagai kebiasaan orang yang tidak suka berjama'ah di masjid berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu, dan bila kamu sudah meninggalkan sunnah Nabimu maka kamu pasti tersesat. Dan tidaklah seorang lakilaki berwudlu dengan memperbagus wudlunya, lalu menuju ke masjid diantara masjid-masjid yang ada, melainkan Allah mencatat baginya setiap langkah satu kebaikan dan dengannya Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus satu dosa. Sungguh saya dahulu melihat pada masa Nabi SAW tidak ada seorang tertinggal dari shalat berjama'ah kecuali orang munafiq yang jelas-jelas nifaqnya. Sungguh adakalanya seorang laki-laki itu dihantar ke masjid didukung oleh dua orang kanan kirinya untuk ditegakkan di barisan shaff. [HR. Muslim juz 1, hal. 453] Dalam lain riwayat : Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kami sunanul huda, dan termasuk dari sunanul huda adalah shalat di masjid yang diserukan adzan padanya". [HR. Muslim juz 1, hal. 453]
Selanjutnya baca ini juga Menggendong Anak Ketika sholat
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْك
Nabi bersabda :
الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ ، وَمنْ ثركها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ
“Sholat Adalah Tiang Agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya”
Dari hadits Muadz bin Jabal dimana Nabi bersabda :
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Pucuk urusan adalah Islam, Tiangnya adalah Sholat dan punuknya adalah Jihad”.Imam Tirmidzi berkata : “Hadits Hasan Shahih”. Aku (Syaikh) berkata : “ini adalah hadits Hasan sebagaimana telah aku tahqiq dalam “Takhrij Kitab Ash-Shomtu” karya Imam Ibnu Abid Dunya (no. 6)”.
Dari ‘Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu-, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku´. (Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 43)
Sholat Tiang Agama
عَنْ عُمَرَ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ شَىْءٍ أَحَبُّ عِنْدَ اللهِ فِى الإسْلاَمِ قَالَ الَصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا وَمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ فَلاَ دِيْنَ لَهُ وَالصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ (البيهقى فى شعب الإيمان) [كنز العمال 21618]
Dari sahabat Umar beliau berkata
Seorang laki-laki mendatangi Rosululooh SAW dan bertanya: Sesuatu apakah yang lebih dicintai Allah di dalam Islam?.
Maka Rasulullah SAW menjawab: Yaitu melaksanakan sholat pada waktunya, barangsiapa meninggalkan sholat maka sama dengan tidak beragama. Sholat adalah tiang agama.
(Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar