Minggu, 27 April 2014

Ternyata Aswaja Termasuk Ahli Bid’ah


Ternyata Aswaja Termasuk Ahli Bid’ahPerbincangan tentang bid’ah masih terus diminati dan masih saja dijadikan sebagai sebuah faktor pembeda antara aliran satu dengan aliran yang lain. Artinya, perbicangan terkait bid’ah masih statis dan bisa dikatakan mengalami kemerosotan pemikiran.1 Sejak dulu, tidak faham-faham dengan yang namanya bid’ah. Sungguh terlalu.
Bid’ah, yang kita tahu adalah sesuatu yang baru ada, dan ketika pada jaman/ masa hidup Rasulullah belum ada. Ada yang bilang, sesuatu hal baru apapun. Tetapi, saya pernah mendengar dari Prof. Zahro (dalam acara religi di TV9), bahwa bid’ah itu adalah sesuatu yang baru dalam hal ibadah maghdoh. Misalnya, sholat dhuhur 4 rakaat menjadi 5 rakaat (bid’ah haramah), sholat tarawih berjamaah (bid’ah mandubah), dan lain-lain. Bila memang dipaksakan, boleh lah bid’ah itu adalah semua hal yang baru. Akan tetapi, tidak semua bid’ah itu jelek. Bahkan, Imam Syafi’i membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah mahmudah dan bid’ah madzmumah.
Menurut Imam Ibnu Salam sebagaimana dikutip oleh Imam Abu Zakaria Yahya al-Nawawi (Imam Nawawi), bid’ah dibagi menjadi lima, antara lain:
  1. Bid’ah al-Wajibah,
  2. Bid’ah Mandubah,
  3. Bid’ah Muharromah,
  4. Bid’ah Makruhah, dan
  5. Bid’ah Mubahah.
Harusnya mulai sekarang, perbincangan kita diarahkan untuk menciptakan bid’ah-bidah yang hasanah.

Ahli Bid’ah Termasuk Aswaja
Benarkah kita ahli bid’ah? Ya, kita ahli bid’ah. Ahli bid’ah hasanah.
Kita mengambil definisi bid’ah adalah sesuatu apapun yang baru ada. Sesuatu yang baru ada pasca Rasulullah sangatlah banyak. Termasuk huruf yang kita baca sekarang ini. Saya akan bertanya, siapa yang masih menggunakan teks al-Qur’an sama seperti pada zaman Nabi? Dimana teks al-Quran masih belum ada titik (pada huruf ba’, ya’, tsa’, sya, dan lain-lain) dan tanpa harakat. Kalau kita pada menggunakan al-Qur’an zaman sekarang, berarti kita adalah ahli bid’ah.
Kita ini ahli bid’ah, wong kita ini pada beristri satu” (KH. Moh. Sholeh Bahruddin).3
Pertanyaan kedua, apakah ahli bid’ah itu aswaja? Tentu saja iya. Rasulullah dan para sahabatnya, melakukan ijtihad. Dan hasil penemuan dari pada titik dalam al-Qur’an adalah termasuk ijtihad. Jadi, berfikir transformatif untuk menciptakan kemudahan dan kemaslahatan umat adalah termasuk Ijtihad.
Bid’ah Wajibah (Hasanah) Membawa Berkah
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya terkait pemikiran terhadap bid’ah, pemikiran kita harusnya kita kuras dengan kritis tranformatif, bukan sekedar pemikiran yang statis. Berdasarkan selebaran pada waktu manaqib Kyai Sholeh (Minggu, 24 November 2013), bahwa bid’ah wajibah (hasanah) dicontohkan dengan hasil penemuan ilmuan dan ulama.
Berikut ini merupakan beberapa ilmu penemuan yang dihasilkan oleh beberapa ulama’:
  1. Penemu titik dalam al-Qur’an adalah Abul Aswad ad-Duali tahun 62 H.
  2. Penemu harakat dalam al-Qur’an adlah Imam Khalil bin Ahmad al-Faraghidi (w. 185 H).
  3. Penemu ilmu tajwid adalah Imam Abu Ubaid Qasim bin Salam (w. 67 H).
  4. Penemu ilmu kalam adalah Imam Washil bin Atha’ dan disempurnakan oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari.
  5. Penemu ilmu nahwu (Grammar) adlah Imam Sibawaih.
  6. Penemu Ushul Fiqh adalah Imam Syafi’i.
  7. Penemu ilmu Musthala’ah Hadits adalah Syihabuddin Romaghurmuzi atas perintah Khalifah Umar bin Kahttab.
  8. Tafsir al-Qur’an pertama kali ditulis oleh Imam Abu Ja’far at-Thabari dengan tebal 10 jilid.
  9. Penemu ilmu Falak adalah al-Biruni (L. 973 w. 1050 M).
  10.  Penemu ilmu Balaghah adalah Abdul Qahir.
  11. Penulis ilmu kimia adalah Abu Musa Jabir ibnu Hayyan (721-815 M).
  12. Observatorium pertama kali di dunia dibangun oleh Nasir ad-Din at-Tusi dan Ulugh Beg pada tahun 1259 M.
  13. Buku perumusan ilmu sejarah pertama kali ditulis oleh Ibnu khaldun (L. 1 Ramadhan 732 H).
  14. Universitas didirikan pertama kali oleh Fatimah al-Fihri di kota Fez, Maroko pada tahun 859 H.
  15.  Penulisan ilmu kedokteran pertama kali adalah Ibnu Sina (L. 980 M).
  16.  Penulis tentang penyakit cacar pertama kali adalah Abu Bakar ar-Razi dalam kitab “fi al-thib”.
  17. Penemu ilmu bedah adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi (936-1013 M).
  18. Penemu ilmu matematika adalah Jabir bin Hayyan al-Azbi (w. 161 H).
  19. Penemu kaca mata adalah al-Hasan bin Haitam.
  20. Penggambar peta bumi pertama kali adalah Abdullah al-Idris’i.
  21. Penggambar ruang angkasa pertama kali adalah Abdurrahman Ibnu Hauqal.
  22. Penemu alat musik organ atau piano adalah al-Qanun Abu Nasr al-Farabi dalam kitab “Musiq al-Kubra”.
  23. Penemu Solminasi (kunci instrumen) adalah Ishaq al-Mausili (w.850 M).
  24. Peletak dasar-dasar mekanik dan industry adalah al-Jazari (abad 12).
  25.  Penemu sepeda kayuh (pancal) adalah Imam al-Ghazali.
  26.  Penemu alat poros engkol dan kunci kombinasi adalah al-Jazari (abad 12).
  27. Penemu alat navigasi atau kompas adalah Ahmad bin Majid.
  28. Perancang air mancur adalah Banu Musa bersaudara pada abad ke 9.
  29. Orang yang pertama kali terbang adalah Abbas bin Farnas.
  30.  Penemu sabun mandi adalah al-Razi (abad 7).
  31. Penemu kopi adalah Khalid.
Manfaat atau Mudharat?
Begitulah pertanyaan yang harusnya kita ajukan dalam menilai bid’ah-bid’ah, bukan menutup diri pada kefanatikan dan pemahaman yang tidak benar. Intinya, mari berlomba-lomba dalam kebaikan dan memperbanyak manfaat kepada semua manusia. Semua kebaikan dan manfaat sama dengan berdzikir kepada-Nya. Selamat menemukan bid’ah-bid’ah baru yang berkah.
___________________________________________________
  1. Memahami hadits Nabi … kullu bid’atun dholalatun. Memaknai kullu secara tidak tepat. Kullu dalam hal ini tidak bermakna umum, tetapi bermakna khusus. Mempunyai maksud tidak semuanya bid’ah jelek, melainkan ada yang baik asalkan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran agama.
  2. Selebaran Yayasan Darut Taqwa Pondok Pesantren Ngalah dengan judul “Bid’ah Membawa Petaka, Bid’ah Membawa Berkah”.
  3. Dawoh Nyai Soleh edisi dzikrul ghofilin dan manaqib di watu agung prigen pasuruan pada tanggal 24 November 2013.

Oleh: Makhfud Syawaludin, dalam tulisan Transformasi Pemahaman Tentang Bid’ah, InfoPasuruan.com.

Ternyata Aswaja Termasuk Ahli Bid’ah was last modified: April 27th, 2014 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar