Kamis, 10 April 2014

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sewaktu muda

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sewaktu mudanya gemar menuntut ilmu agama. Suatu ketika bersama dua orang temannya yang
juga teman seperjuangan di dalam menuntut ilmu mendapat khabar bahwa akan datang salah seorang ulama besar, salah seorang Wali min Auliaillah ke kotanya. Ketiganya sepakat untuk menemui salah seorang tokoh ulama besar yang sudah sangat masyhur di saat itu

Salah seorang teman Syeikh Abdul Qadir berkata "Aku ingin bertanya kepada ulama tersebut dengan pertanyaan begini..begitu, pertanyaan yang sangat sulit untuk di jawab katanya seorang ulama besar, pasti ia akan mampu menjawabnya, dan aku ingin tahu sampai seberapa dalam ilmunya". Teman kedua berkata "Aku sih cuma pengen
tahu tampang si ulama besar yang sudah sangat kesohor itu seperti apa sih tampangnya", "Engkau Abdul Qadir apa maksud dan tujuanmu?" bertanya kedua temannya

Syeikh Abdul Qadir menjawab "Saya datang ingin menemui ulama tersebut hanya ingin bertabarrukan saja mengambil barakah saja...cukup

Temannya yang pertama segera menyiapkan beberapa pertanyaan yang sangat sulit untuk di tanyakan kepadanya, temannya yang kedua semakin ingin cepat-cepat melihat seperti apa sih tampang ulama besar tersebut? Lalu ketiga segera berangkat menuju tempat dimana ulama besar tersebut menginap, sesampainya di sana, belum sempat bertanya, si ulama tersebut dengan karunia Allah dapat membaca keinginan si penanya,..Hah...engkau ingin bertanya begini..begitu ya?
Jawabannya adalah ..bla..bla...terus dijawabnya sekaligus di sebut apa pertanyaannya, kaget teman pertama tersebut, tidak menyangka semuanya bagaikan ia di telanjangi bulat-bulat di
hadapannya. Berkata ulama tersebut ”Wahai engkau anak
muda, kelak engkau akan terjerumus kepada budak dunia

Lalu ulama tersebut berkata kepada pemuda kedua "Engkau ingin melihat ku, ketahuilah wahai anak muda, kelak engkau akan keluar dari agama islam

Lalu si ulama memandang tajam kepada pemuda ketiga Syeikh Abdul Qadir Jaelani "Wahai anak muda kelak kakimu akan berada di pundak para wali Allah"

Waktu terus bergulir, pemuda pertama sukses dalam hal agama, suatu ketika ia diangkat untuk memimpin menjaga harta faqir, miskin dan anak yatim, ia terus tergoda oleh harta sehingga ia
terjerumus ke dalam keduniawian, menjadi budak dunia. Ia sulit mengelak akibat dulu ketika mudanya punya niat yang buruk terhadap kekasih-kekasih Allah, taqdir buruk telah menimpanya hingga ia wafat dalam keadaan Su`ul Khatimah..Naudzubillah

Pemuda kedua sukses menjadi Da`i terkenal, banyak umat tercerahkan oleh nasehat-nasehat agamanya. Suatu ketika ketika ia sedang memberikan ceramah agama, lewatlah seorang wanita cantik dan tiba-tiba ia sangat berhasrat kepadanya. Selesai ceramah buru-buru ia ikuti kemana si wanita itu pergi. Ketika sampai di depan pintu rumahnya, segera ia menyapa si wanita dan berniat ingin menikahinya. Si wanita berkata "Wahai syeikh, aku ini beragama non muslim, sedangkan engkau adalah muslim, mustahil engkau dapat menikahiku". Lalu si pemuda kedua berfikir aku masuk agamanya saja setelah itu kau kembali lagi ke islam. Pemuda tersebut berkata "Baiklah izinkan aku menikahimu malam ini juga, aku akan masuk ke dalam agamamu, panggilkan ayahmu, katakan ada seorang pemuda yang akan menikahimu"

Lalu si wanita masuk ke dalam rumahnya,belum sempat si pemuda menikah, datanglah malaikat pencabut nyawa dan segera mencabut nyawanya, wafatlah pemuda kedua dalam
keadaan Su`ul Khatimah

Kisah selanjutnya sudah sangat masyhur bahwa Syeikh Abdul Qadir Jaelani di saat itu maqom kewaliannya sangatlah tinggi sehingga kakinya berada di pundak seluruh para wali Allah Subhanahuwata`ala (AlHabib Syafiq bin Syaikh Abubakar bin Salim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar