Minggu, 27 April 2014

Syirik itu samar

Sifat ingin dipuji, ingin dihargai, dan ingin dihormati oleh manusia itulah pangkal dari penyakit riya’. Maka sungguh riya’ inilah penyakit hati yang sangat berbahaya. Samar namun mematikan.
Riya’ mengakibatkan amalan ibadah tak diterima oleh Allah swt. Bahkan Rasullullah shollallahu’alaihi wasallam mengatakan bahwa riya’ adalah syirik kecil.

“Sesungguhnya riya adalah syirik kecil”
(HR. Ahmad & Al-Hakim)

Kata Ulama

الشِّرْكُ أحْفى مِنْ ذَبــِيْبِ الذِّرِّ عَلىَ الصَّمَاءِ فِى اللَّيْلِ الظُّلْمَاءِ

"Syirik lebih samar dari pada semut hitam kecil yang berjalan diatas batu hitam yang licin pada waktu malam hari yang gelap gulita"

Fitnah termasuk Syirik

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Aku heran dengan orang-orang yang mengetahui sanad/riwayat hadits dan kesahihannya. Mereka lebih suka condong kepada pendapat Sufyan - yaitu Sufyan ats-Tsauri, wafat 161 H-.
Padahal Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hendaklah merasa takut orang-orang yang menyimpang dari perintah/ajarannya karena mereka itu akan tertimpa fitnah.” (QS. An-Nuur: 63).
Tahukah kamu apa itu fitnah? Fitnah itu adalah syirik. Karena bisa jadi ketika dia menolak sebagian sabda beliau kemudian muncul dalam hatinya suatu penyimpangan sehingga membuatnya celaka.” (lihat al-Mulakhash fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 297) 

Nabi saw.: Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih aku takutkan pada kalian daripada almasih Dajjal? Ialah syirik yang samar, dimana seseorang berdiri melakukan shalat dan membuat shalatnya indah karena dia tahu ada orang yang memperhatikannya.
(HR. IbnuMajah dari AbuSa’id ra. Hadits hasan. Shahih Tartib 3/37 no.7)

Masihkah Kita Mengerjakannya?

Syirik menurut bahasa berarti menyekutukan atau menggandeng. Menurut istilah, syirik adalah menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah di dalam sesuatu yang hanya khusus bagi Allah.
Kata syirik sendiri merujuk pada perbuatan yang dilakukan, sementara orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.

Syirik merupakan dosa besar yang tidak diampuni dosanya. Allah berfirman di dalam Alquran Surat An Nisa’:48
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni bila Dia disyirikkan dan Dia mengampuni pada apa-apa (dosa) selain demikian itu (syirik) bagi orang yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang syirik kepada Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Syirik ada 2 macam, yaitu

1.      1.  Syirik akbar
Syirik akbar merupakan dosa besar yang dapat membawa pelakunya keluar dari Islam dan  kekal abadi selama-lamanya di dalam neraka apabila sampai meninggal tidak bertaubat.
Contoh syirik akbar antara lain
Ø  berdoa, bersujud, atau menyembah pada kuburan, patung, dll,
Ø meyakini secara penuh bahwa jimat, batu bertuah, dll dapat memberi manfaat atau kemudhorotan,
Ø  meyakini secara penuh bahwa dukun, peramal, dll dapat mengetahui peristiwa di masa depan, mengetahui letak barang yang hilang, dan lain sebagainya.

2.      2.  Syirik kecil (Shoghir)
Syirik kecil tidak membuat seseorang keluar dari Islam tetapi mengurangi tauhid dan bisa menjadi perantara kepada syirik akbar.

Syirik kecil ada 2 macam:

a.      Syirik dhohir (nyata)
Syirik dhohir adalah syirik yang tampak dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Salah satu contohnya adalah bersumpah dengan nama selain Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita hanya boleh bersumpah dengan nama Allah. Hanya Allah sendirilah yang boleh bersumpah dengan nama selain-Nya. Di dalam

Alquran banyak dijumpai ayat-ayat yang berisi sumpah Allah dengan nama ciptaan-Nya. Contohnya:

Q.S. Al ‘Ashr: 1

والعصر

Artinya: Demi masa

Q. S. Asy Syams: 1

والشمش وضحاها

Artinya: Demi matahari dan terangnya matahari

b.     Syirik khofi (samar/tersembunyi)
Syirik khofi adalah syirik yang tidak tampak, karena berada di dalam hati. Jenis syirik inilah yang dikhawatirkan oleh Nabi akan dilakukan oleh umatnya. Nabi percaya umatnya tidak akan lagi menyembah berhala, tapi untuk menata hati agar terhindar dari syirik khofi kadang memang bukan perkara yang mudah. Contoh paling gampang dari syirik khofi ialah mengerjakan suatu amalan tertentu tetapi tidak diniati murni karena Allah, tidak diniati untuk mencari pahala, tidak diniati untuk melaksanakan perintah Allah. Bisa jadi seseorang mengerjakan amalan dengan tujuan riya’ (supaya dilihat orang lain) atau dengan tujuan untuk sum’ah ( supaya didengar oleh orang lain). Orang yang beramal tidak karena Allah tidak akan diberi pahala oleh Allah, justru dosa syiriklah yang didapat olehnya. Rugi bukan?

Riya’ tidak hanya bisa dilakukan saat amalan dikerjakan, bisa pula saat orang yang bersangkutan membicarakan amalan tersebut dengan orang lain, dengan niat supaya dipuji atau hanya sekedar supaya orang lain tahu. Oleh karena itu, sebaiknya hindarilah menulis di jejaring sosial soal amal ibadah yang telah kita kerjakan. Misalnya, “Capek juga ya Sholat Dhuha’ 12 rekaat”.  atau “Tahajud dulu, ah.” dan lain sebagainya.

Syirik akibat Lagu atau menyanyi yang menyanjung tuhan selain Allah (karena tidak tahu arti lagu itu)
Satu hal lagi yang perlu kita waspadai terkait syirik adalah lagu-lagu yang tidak tahu artinya liriknya mengandung syirik. Bisa jadi, karena asyik menyanyi lupa bahwa isi nyanyiannya syirik karena liriknya menyanjung tuhan selain Allah, sehingga tanpa sadar kita sudah mengucapkan kata-kata syirik.
Makanya kalau mau nyanyi pilih-pilih ya. Lagi pula terlalu banyak menyanyikan lagu-lagu itu juga tidak baik.
mending berzikir atau baca Sholawa

Nah... dengan begitu besarnya ancaman dan kerugian bagi orang yang berbuat syirik, maka hendaklah kita mengoreksi diri kita sendiri. Apakah selama ini kita masih mengerjakan syirik? Apakah amalan kita selama ini masih tercampur dengan syirik khofi?
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Selamat berintrospeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar