Rabu, 11 Juni 2014

Mengenai Sya'ban

Sya’ban adalah bulan catatan ajal

Rasulullah Saw menegaskan bahwa Sya’ban adalah bulan catatan ajal:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَحَبُّ الشُّهُوْرِ إِلَيْكَ أَنْ تَصُوْمَهُ شَعْبَانُ ؟ قَالَ إِنَّ اللهَ يَكْتُبُ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ مَنِيَّةً تِلْكَ السَّنَةَ فَأُحِبُّ أَنْ يَأْتِيَنِي أَجَلِي وَأَنَا صَائِم (رواه أبو يعلى وفيه مسلم بن خالد الزنجي وفيه كلام وقد وثق وحسنه البوصيري)
“Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah berpuasa bulan Sya’ban, secara keseluruhan. Saya bertanya: Apakah bulan yang paling Engkau cintai untuk berpuasa adalah Sya’ban? Nabi menjawab: “Sesungguhnya Allah mencatat kematian tiap seseorang di tahun tersebut (saat bulan Sya’ban). Dan aku senang saat ajal menjemputku, aku dalam keadaan berpuasa” (HR Abu Ya’la, di dalamnya ada perawi Muslim bin Khalid az-Zanji, ia mendapat komentar dan terkadang dinilai terpercaya. Dan al-Bushiri menilainya sebagai hadis hasan)

Kapankah tepatnya? Yaitu di malam Nishfu Sya’ban, sebagaimana riwayat dari beberapa sahabat berikut:

وَقَالَ وَأَنَا إِلَى جَانِبِ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ. فَقَالَ لِي: يَا ابْنَ اْلأَسْقَعِ مَا أَحْسَنَ قَمَرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَأَنْوَرَهُ، فَقُلْتُ: يَا ابْنَ عَمِّ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَهِيَ لَيْلَةٌ مُبَارَكَةٌ عَظِيْمَةٌ، وَفِي هَذِهِ تُكْتَبُ الْأَرْزَاقُ وَالْآجَالُ وَتُغْفَرُ فِيْهَا الذُّنُوْبُ وَالسَّيِّئَاتُ وَكُنْتُ أَرَدْتُ أَنْ أَقُوْمَهَا. فَقُلْتُ: إِنَّ سَيْرَنَا فِي سُبُلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِهَا وَاللهُ جَزِيْلُ الْعَطَاءِ. فَقَالَ: صَدَقْتَ (فتوح الشام - ج 1 / ص 73)
Watsilah bin Asqa’ berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Ja’far. Ia berkata kepada saya: “Wahai putra Asqa’, betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini”. Saya berkata: “Wahai sepupu Rasulullah Saw. Ini adalah malam Nishfu Sya’ban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini”. Saya berkata: “Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baih dari pada beribadah di malamnya. Allah maha agung pemberiannya”. Abdullah bin Ja’far berkata: “Kamu benar” (al-Waqidi, Futuh asy-Syam 1/74)

 Sya'ban Allah memperhatikan Mahluknya

Tidak mungkin bagi sebagian sahabat dan Tabiin yang mengetahui keutamaan malam Nishfu Sya’ban tanpa didasari hadis-hadis sahih dari Rasulullah Saw tentang keutamaan Nishfu Sya’ban. Ini terbukti dengan banyaknya riwayat hadis sahih tentang malam tersebut, bahkan yang menilai sahih / hasan justru datang dari ulama Wahabi, Syaikh Albani:

صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 2 / ص 273)
773 - إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَيُمْلِي لِلْكَافِرِيْنَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوْهُ .
تخريج السيوطي ( هب ) عن أبي ثعلبة الخشني .
تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 771 في صحيح الجامع .
“(Hadis) Jika ada malam pertengahan dari bulan Sya’ban, maka Allah memperhatikan makhluk-Nya dengan penuh rahmat. Allah akan mengampuni orang yang beriman, menangguhkan orang kafir dan meninggalkan orang yang iri dengan sifat iri hatinya hingga mereka meninggalkannya”. As-Suyuthi berkata: “HR al-Baihaqi dari Abu Tsa’labah al-Khusyani”. TAHQIQ AL-ALBANI “HASAN”

صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 7 / ص 147)
2700 - إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ .
تخريج السيوطي ( هـ ) عن أبي موسى .
تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 1819 في صحيح الجامع .
“(Hadis) Sesungguhnya Allah memperhatikan makhluk-Nya dengan penuh rahmat di malam Nishfu Sya’ban. Maka Allah akan mengampuni semua hamba-Nya, kecuali orang musyrik dan yang memiliki kebencian (permusuhan)”. As-Suyuthi berkata: “HR Ibnu Majah dari Abu Musa”. TAHQIQ AL-ALBANI “HASAN”

صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 7 / ص 226)
2779 - إِنَّ اللهَ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَيُمْلِي لِلْكَافِرِيْنَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوْهُ .
تخريج السيوطي ( طب ) عن أبي ثعلبة .
تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 1898 في صحيح الجامع .
“(Hadis) Sesungguhnya Allah memperhatikan hamba-hamba-Nya dengan penuh rahmat di malam Nishfu Sya’ban. Allah akan mengampuni orang yang beriman, menangguhkan orang kafir dan meninggalkan orang yang iri dengan sifat iri hatinya hingga mereka meninggalkannya”. As-Suyuthi berkata: “HR al-Thabrani dari Abu Tsa’labah al-Khusyani”. TAHQIQ AL-ALBANI “HASAN”

صحيح وضعيف الجامع الصغير - (ج 16 / ص 364)
7717 - فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يَغْفِرُ اللهُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ .
تخريج السيوطي ( هب ) عن كثير بن مرة الحضرمي مرسلا .
تحقيق الألباني ( صحيح ) انظر حديث رقم : 4268 في صحيح الجامع .
“(Hadis) Pada malam pertengahan dari bulan Sya’ban, Allah akan mengampuni penduduk bumi, kecuali orang musyrik dan orang yang memiliki kebencian (permusuhan)”. As-Suyuthi berkata: “HR al-Baihaqi dari Abu Katsir bin Murrah al-Hadlrami, secara mursal”. TAHQIQ AL-ALBANI “SAHIH”

Pernyataan lain dari Syaikh al-Albani dapat dilihat di kitab-kitab berikut:

- صحيح الترغيب والترهيب - (ج 1 / ص 248)
1026 - ( حَسَنٌ صَحِيْحٌ )
وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن (رواه الطبراني وابن حبان في صحيحه)

- صحيح الترغيب والترهيب - (ج 3 / ص 33)
2767 - ( حَسَنٌ صَحِيْحٌ )
وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن (رواه الطبراني في الأوسط وابن حبان في صحيحه والبيهقي)

- صحيح الترغيب والترهيب - (ج 3 / ص 34)
2770 - ( صَحِيْحٌ لِغَيْرِهِ )
وعن مكحول عن كثير بن مرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال في ليلة النصف من شعبان يغفر الله عز وجل لأهل الأرض إلا مشرك أو مشاحن (رواه البيهقي وقال هذا مرسل جيد)

- صحيح الترغيب والترهيب - (ج 3 / ص 34)
2771 - ( صَحِيْحٌ لِغَيْرِهِ )
قال الحافظ ورواه الطبراني والبيهقي أيضا عن مكحول عن أبي ثعلبة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يطلع الله إلى عباده ليلة النصف من شعبان فيغفر للمؤمنين ويمهل الكافرين ويدع أهل الحقد بحقدهم حتى يدعوه (قال البيهقي وهو أيضا بين مكحول وأبي ثعلبة مرسل جيد قال الحافظ ويأتي في باب الحسد حديث أنس الطويل إن شاء الله تعالى)
 
Banyak amaliyah-amaliyah sunnah yang dapat mengantarkan seorang muslim menjadi penghuni surga Allah, bila menginginkan dengan sepenuh hati. Namun untuk masuk kedalam surga haruslah bersih dari segala macam dosa. Disisi lain, manusia sebagaimana kodratnya, adalah makhluk yang tidak pernah luput dari salah dan dosa. 
Akantetapi betapapun manusia melakukan dosa, namun bila bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan ampunan. Itu karena Allah memiliki sifat Yang Maha Pengampun.

Salah satu amalan dari sekian banyak amalan untuk mendapatkan ampunan dari Allah adalah membaca surah Yasiin secara rutin setiap malam. Dalam hal ini, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

من قرأ يس في ليلة أصبح مغفورا له، ومن قرأ حم التي يذكر فيها الدخان في ليلة الجمعة أصبح مغفورا له
"Barangsiapa yang membaca surah Yasin pada malam hari, maka pagi harinya Allah mengampuninya. Barangsiapa yang membaca surah Hamim al-Dukhan pada malam Jum'at, maka pagi harinya Allah mengampuninya." (HR. Abu Ya'la al-Maushili. Al-Hafizh Ibnu Katsir menilai sanad hadits ini jayyid atau shahih dalam Tafsir-nya).

Hadits ini memberikan pesan anjuran Yasinan setiap malam, dan membaca surah al-Dukhan setiap malam Jum'at.
Oleh karena itu, kebiasaan yang sudah dilakukan umat Islam dengan membaca surah Yasiin setiap malam sangat perlu dilestarikan, karena merupakan amaliyah sunnah. 

 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Al-Albani melawan al-Utsaimin & Bin Baz tentang Hadits Nishfu Sya'ban


Ulama Wahabi banyak menilai hadis-hadis Nishfu Sya’ban adalah hadis dlaif atau palsu. Seperti kata Syaikh Utsaimin:

الصَّحِيْحُ أَنَّ جَمِيْعَ مَا وَرَدَ فَضْلَ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ضَعِيْفٌ لَا تَقُوْمُ بِهِ حُجَّةٌ وَمِنْهَا أَشْيَاءٌ مَوْضُوْعَةٌ (لقاءات الباب المفتوح - ج 115 / ص 18)
“Pendapat yang benar bahwa semua hadis yang menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban adalah hadis dlaif, tidak bisa dijadikan hujjah. Sebagiannya adalah hadis palsu” (Liqaat al-Bab al-Maftuh 115/18)

Begitu pula Syaikh Bin Baz melalui Fomisi Fatwa:

وَبِالْجُمْلَةِ فَإِنَّهُ لَمْ يَصِحَّ شَيْءٌ مِنَ الْأَحَادِيْثِ الَّتِي وَرَدَتْ فِي فَضِيْلَةِ إِحْيَاءِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَصَوْمِ يَوْمِهَا عِنْدَ الْمُحَقِّقِيْنَ مِنْ عُلَمَاءِ الْحَدِيْثِ (فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء – ج 4 / ص 279)
“Secara umum, tidak ada sedikitpun hadis sahih yang menjelaskan keutamaan menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dan puasa siang harinya, menurut ulama ahli tahqiq dari kalangan ahli hadis” (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyah wa al-Ifta’ 4/279)

Benarkah pernyataan kedua ulama ini? Bagaimana dengan hadis berikut:

" يَطَّلِعُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ " . أخرجه ابن حبان برقم 5665 ، والطبراني في الكبير برقم 215، وأبو نعيم في الحلية، 5/191، والبيهقي في شعب الإيمان برقم 6628
“Allah melihat makhluknya dengan penuh rahmat di malam Nishfu Sya’ban. Maka Allah akan mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik ada orang yang bermusuhan” (HR Ibnu Hibban No 5665, ath-Thabrani dalam al-Kabir No 215, Abu Nuaim dalam al-Hilyah 5/191 dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman No 6628)

Bagaimana pendapat ahli hadis Wahabi? Syaikh Albani berkata:

قَالَ الْأَلْبَانِي فِي " السِّلْسِلَةِ الصَّحِيْحَةِ " 3 / 135 : حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ ، رُوِيَ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ الصَّحَابَةِ مِنْ طُرُقٍ مُخْتَلِفَةٍ يَشُدُّ بَعْضُهَا بَعْضًا وَهُمْ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأَبُوْ ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي وَعَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو وَأَبُوْ مُوْسَى الْأَشْعَرِي وَأَبُوْ هُرَيْرَةَ وَأَبُوْ بَكْرِ الصِّدِّيْقُ وَعَوْفُ بْنُ مَالِكٍ وَعَائِشَةُ .“Ini adalah HADIS SAHIH. Diriwayatkan dari banyak sahabat dengan jalur riwayat yang berbeda-beda, yang saling menguatkan. Mereka adalah Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Khusyani, Abdullah bin Amr, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik dan Aisyah” (as-Silsilah ash-Shahihah 3/135)

Di hadis sahih ini jelas Allah memberi keutamaan khusus yang berbeda dengan malam-malam yang lain, yakni “Allah melihat makhluknya dengan penuh rahmat”. Kemudian Allah akan memberi ampunan. Apakah orang yang di malam Nishfu Sya’ban berdoa bersama meminta ampunan disebut bid’ah?

Bagi pengikut Wahabi lebih percaya Syaikh Albani atau Syaikh Utsaimin-Bin Baz?
Oleh : Ust. Muhammad Ma'ruf Khozin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar