Muhamad bin Waasi' rahimahullah berkata ;
لو كان للذنوب ريح ما جلس إلي أحد
"Seandainya dosa-dosa itu ada baunya maka tdk seorangpun yang mau duduk bersamaku"
Jangan pernah ujub dengan amalan kita, jangan pernah terpedaya dengan pujian mereka yang memujimu, kalau ada satu aib kita saja diungkap oleh Allah maka semua pujian akan menjadi celaan..,
AmpunanMu senantiasa hamba harapkan wahai Dzat yang menutupi aib-aib hambaNya
Kadang orang sering tanpa sengaja atau disengaja membuka aib seseorang. Baik seseorang itu bagian dari keluarganya atau dari luar keluarga. Padahal dalam Islam, aib harus ditutup. Aib sendiri pun tidak perlu diceritakan pada orang lain, apalagi membuka aib orang lain, tentu lebih dilarang.
Umar bin Khattab: Jangan Buka Aib Yang Sudah Ditutup Oleh Allah
ilustrasi saja
Ada satu riwayat pada masa Umar bin Khattab. Seorang laki-laki datang kepada beliau. Ia menceritakan pengalaman hidupnya. ”Seorang puteri saya di zaman jahiliyah saya dikubur hidup-hidup,” katanya.
“Namun aku sempat mengeluarkannya kembali sebelum dia meninggal dunia. Hingga puteriku ini masih mendapatkan masa Islam dan telah memeluk Islam.”
Belum ada yang istimewa dari ceritanya. Kemudian ia melanjutkan, ”Ketika puteriku memeluk Islam sebagai seorang Muslimah, dia terkena salah satu hukuman had karena berzina, hingga puteriku kemudian mencoba bunuh diri dengan melukai nadinya. Lalu aku menemukannya, sementara dia sudah memotong sebagian nadi lehernya.”
Beberapa sahabat lain yang turut mendengar ceritanya tercengang. Lalu lelaki ini melanjutkan kisahnya, ”Maka lantas kuobati puteriku sampai sembuh. Kemudian dia pun bertaubat dengan baik. setelah itu, dia minta dicarikan jodoh.”
Pun hingga ia berkata demikian, belum jelas apa sebenarnya maksud kedatangannya menemui Khalifah Umar bin Khattab, hingga ia pun berkata, ”Wahai Amirul Mukminin! Apakah aku harus memberitahu calonnya tentang keadaan puteriku pada masa lalu?” Rupanya inilah maksud kedatangannya menemui sahabat Umar dari awal.
Mendengar pertanyaan ini Umar lantas menjawab dengan keras, ”Apakah kamu ingin menyingkapkan apa yang telah ditutupi oleh Allah? Demi Allah, jika kamu memberitahukan tentang kisah hidup puterimu kepada seseorang yang ingin menkahinya, kami akan menjadikanmu sebagai contoh hukuman bagi seluruh penduduk negeri karena telah membuka aib seseorang. Lebih baik nikahkanlah puterimu dalam pernikahan yang suci tanpa harus menanggung malu karena aib masa lalunya.”
Begitu tingginya ajaran agama kita. Semua orang pasti punya aib. Bayangkan jika aib kita kelak dibuka oleh Allah di hadapan seluruh umat manusia pada hari kiamat. Mari tutup aib saudara kita, maka Allah akan menutup aib kita pada hari kiamat.
Kadang
orang sering tanpa sengaja atau disengaja membuka aib seseorang. Baik seseorang
itu bagian dari keluarganya atau dari luar keluarga. Padahal dalam Islam, aib
harus ditutup. Aib sendiri pun tidak perlu diceritakan pada orang lain, apalagi
membuka aib orang lain, tentu lebih dilarang.
ilustrasi saja |
Ada
satu riwayat pada masa Umar bin Khattab. Seorang laki-laki datang kepada beliau.
Ia menceritakan pengalaman hidupnya. ”Seorang puteri saya di zaman jahiliyah
saya dikubur hidup-hidup,” katanya.
“Namun
aku sempat mengeluarkannya kembali sebelum dia meninggal dunia. Hingga puteriku
ini masih mendapatkan masa Islam dan telah memeluk Islam.”
Belum
ada yang istimewa dari ceritanya. Kemudian ia melanjutkan, ”Ketika puteriku
memeluk Islam sebagai seorang Muslimah, dia terkena salah satu hukuman had
karena berzina, hingga puteriku kemudian mencoba bunuh diri dengan melukai
nadinya. Lalu aku menemukannya, sementara dia sudah memotong sebagian nadi
lehernya.”
Beberapa
sahabat lain yang turut mendengar ceritanya tercengang. Lalu lelaki ini
melanjutkan kisahnya, ”Maka lantas kuobati puteriku sampai sembuh. Kemudian dia
pun bertaubat dengan baik. setelah itu, dia minta dicarikan jodoh.”
Pun
hingga ia berkata demikian, belum jelas apa sebenarnya maksud kedatangannya
menemui Khalifah Umar bin Khattab, hingga ia pun berkata, ”Wahai Amirul
Mukminin! Apakah aku harus memberitahu calonnya tentang keadaan puteriku pada
masa lalu?” Rupanya inilah maksud kedatangannya menemui sahabat Umar dari awal.
Mendengar
pertanyaan ini Umar lantas menjawab dengan keras, ”Apakah kamu ingin
menyingkapkan apa yang telah ditutupi oleh Allah? Demi Allah, jika kamu
memberitahukan tentang kisah hidup puterimu kepada seseorang yang ingin
menkahinya, kami akan menjadikanmu sebagai contoh hukuman bagi seluruh penduduk
negeri karena telah membuka aib seseorang. Lebih baik nikahkanlah puterimu
dalam pernikahan yang suci tanpa harus menanggung malu karena aib masa
lalunya.”
Begitu
tingginya ajaran agama kita. Semua orang pasti punya aib. Bayangkan jika aib
kita kelak dibuka oleh Allah di hadapan seluruh umat manusia pada hari kiamat.
Mari tutup aib saudara kita, maka Allah akan menutup aib kita pada hari kiamat.
- See more at: http://iislam-id.blogspot.com/2013/11/umar-bin-khattab-jangan-buka-aib-yang.html#sthash.yomeQaf8.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar