Rabu, 02 Juli 2014

Shalat jam'ah di masjid bagi Wanita

1430. SHALAT JAMAAH DI MASJID BAGI WANITA
PERTANYAAN :
> Jauhar Nur Lathiefah
Assalaamu alaikum... Apa hukumnya perempuan cantik pergi kemasjid untuk melakukan sholat berjamaah, sehingga menimbulkan fitnah ?
JAWABAN :
> Ilman Nafi'an
Di makruhkan bagi wanita menghadiri jama'ah di mesjid jika menimbulkan syahwat(fitnah) atau tidak menimbulkan syahwat tetapi memkai perhiasan, wangi2n yg dapat menarik perhatian lawan jenis dan haram bagi wanita mghadiri jama'ah d mesjid tanpa izin waliya, suamiya,tuanya yang d sertai d takutkanya timbulya fitnah. Kesimpulannya:
- makruh,baik menimbulkan syahwat ataupun tdk jika mmakai hiasan2 atau wangi2n yg dpt menarik perhtian lwan jenis.
- haram,jika mghadiri jama'ah d mesjid tanpa izin wali,suami,atau tuanya (sayid) yg d sertai d kuatirkanya timbulya fitnah.
[ Lihat i'anatut tholibin 1/5, hasyiyah al bajuri 1/193 ]
> Masaji Antoro
Wa'alaykumsalam. SHALAT JAMAAH BAGI WANITA DIMASJID
• Bila tanpa seizin wali atau suami dan dikhawatirkan terjadi fitnah baik darinya atau kepadanya maka haram
• Bila dengan izin namun ia termasuk wanita yang masih menimbulkan pesona syahwat maka makruh
• Bila sudah tidak menimbulkan syahwat namun ia berhias atau memakai wewangian maka juga makruh
• Bila dengan izin dan dia tidak menimbulkan pesona syahwat, tidak berhias, memakai wewangian maka boleh.
وخرج بالذكر المرأة فإن الجماعة لها في البيت أفضل منها في المسجد لخبر لا تمنعوا نساءكم المسجد وبيوتهن خير لهن نعم يكره لذوات الهيئات حضور المسجد مع الرجال لما في الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء لمنعهن المسجد كما منعت نساء بني إسرائيل ولما في ذلك من خوف الفتنة وعبارة شرح م ر ويكره لها أي للمرأة حضور جماعة المسجد إن كانت مشتهاة ولو في ثياب بذلة أو غير مشتهاة وبها شيء من الزينة أو الريح الطيب وللإمام أو نائبه منعهن حينئذ كما له منع من تناول ذا ريح كريه من دخول المسجد ويحرم عليهن بغير إذن ولي أو حليل أو سيد أوهما في أمة متزوجة ومع خشية فتنة منها أو عليها اه
Dikecualikan dari orang lelaki adalah wanita sesungguhnya jamaah baginya dirumah lebih utama ketimbang jamaahnya dimasjid berdasarkan hadits “Janganlah kalian cegah wanita-wanitamu ke masjid namun rumah-rumah mereka lebih utama bagi mereka”.
Namun dimakruhkan bagi wanita yang memiliki ‘tingkah’ menghadiri masjid bersama lelaki berdasarkan hadits dalam shahih bukhori muslim dari ‘Aisyah ra ia berkata “Seandainya Rasulullah SAW melihat yang terjadi pada perkembangan para wanita niscaya beliau mencegah mereka kemasjid sebagaimana dicegahnya wanita-wanita kaum bani Israel karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah didalamnya”.
Dalam redaksi pada kitab Syarh ar-Romli dituturkan “Dan makruh bagi wanita menghadiri jamaah dimasjid bila ia termasuk wanita yang menimbulkan pesona syahwat meskipun dengan memakai pakaian sehari-hari, atau bila ia wanita yang tidak menimbulkan pesona syahwat namun dia berhias atau aroma wewangian dan bagi seorang Imam atau naib (penggantinya) harus bertindak dengan mencegah mereka saat dalam kondisi demikian, sebagaimana baginya melarang masuknya aroma tidak sedap yang memasuki masjid.
Dan haram bagi wanita melakukaanya bila tanpa seizin wali, suami atau majikannya atau seizin suami dan majikannya bila ia sahaya yang telah dinikahkan dan disertai timbulnya fitnah darinya atau kepadanya. [ ”I’aanah at-Thoolibiin II/5 ].
ويكره لذوات الهيئات حضور المسجد مع الرجال ويكره للزوج والسيد والولي تمكينهن منه لما في الصحيحين عن عائشة رضي الله تعالى عنها لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء لمنعهن المسجد كما منعت نساء بني إسرائيل ولخوف الفتنة أما غيرهن فلا يكره لهن ذلك ويندب لمن ذكر إذا استأذنه أن يأذن لهن إذا أمن المفسدة لخبر مسلم إذا استأذنتكم نساؤكم بالليل إلى المسجد فأذنوا لهن فإن لم يكن لهن زوج أو سيد أو ولي ووجدت شروط الحضور حرم المنع
“Dan makruh bagi wanita menghadiri jamaah dimasjid bersama kaum lelaki dan juga makruh bagi suami, majikan dan wali memberikan kesempatan pada mereka berdasarkan shahih bukhori muslim dari ‘Aisyah ra ia berkata “Seandainya Rasulullah SAW melihat yang terjadi pada perkembangan para wanita niscaya beliau mencegah mereka kemasjid sebagaimana dicegahnya wanita-wanita kaum bani Israel karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah didalamnya”.Sedang bagi selain mereka maka tidak makruh berjamaah dimasjid.
Dan sunah bagi orang tersebut diatas saat memberi idzin padanya bila dipastikan aman dari timbulnya fitnah berdasarkan hadits “Bila wanita-wanita kalian meminta izin dimalam hari kemasjid maka berilah izin mereka”. Bila mereka tidak memiliki suami, majikan atau wali dan syarat-syarat ketentuan diatas telah terpenuhi maka haram melarang kehadiran mereka kemasjid. [ Mughni al-Muhtaaj I/230 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab.
Link Diskusi > http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/389635174392630/
> Abdullah Afif
Boleh, tapi yang lebih utama di rumah.
أما النساء والخناثى فبيوتهن أفضل لهن
AMMAA ANNISAA`U WALKHUNAATSAA FABUYUUTAHUNNA AFDHALU LAHUNNAAdapun wanita dan khuntsa maka rumah mereka lebih utama bagi mereka. (Minhajul Qawim / Hawasyi Madaniyyah 2/5).
Imam Abu Dawud dalam Kitab Sunannya (juz I halaman 137, nomor 567, Daar al Fikr) meriwayatkan sebuah hadits
عن ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تمنعوا نساءكم المساجد وبيوتهن خير لهن
Dari Ibnu Umar, berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:Janganlah kamu menghalang-halangi perempuan-perempuan kamu (ke) masjid-masjid Dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/428403980515749/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar