AYAT DAN HADITS TENTANG MAHAR
Dalam islam mahar merupakan tanda
cinta. Mahar juga merupakan
simbol penghormatan dan pengagungan perempuan yang disyariatkan oleh Allah sebagai hadiah laki-laki
terhadap perempuan yang dilamar ketika menginginkannya menjadi pendamping hidup
dan juga sebagai pengakuannya
terhadap kemanusiaan dan kehormatannya. Allah berfirman: “Berilah mereka mahar dengan penuh ketulusan.
Tetapi jika mereka rela memberikan sebagian dari mahar, maka ambillah dengan
cara yang halal dan baik.” (QS An Nisa’ ayat 4).
Dan hadits tentang mahar
diantaranya ialah:
1.
Dari Aisyah bahwa Rasulullah pernah bersabda
“Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah adalah pernikahan yang bermahar
sediki. ” (mukhtashar sunan Abu Daud)
2.
Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda berkah perempuan adalah mudah dilamar,
murah maharnya, dan murah rahimnya.” (HR. Ahmad)
3.
Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW
menikahi Aisyah dengan mahar alat-alat rumah tangga yang bernilai lima puluh
dirham (HR Ibnu Majah)
Rasulullah
SAW pernah menikahkan anak-anak perempuannya dengan mahar yang murah. Sebagian
sahabat menikah dengan emas yang beratnya tidak seberapa dan sebagian lain
menikah dengan mahar cincin dari terbuat
besi. Rasulullah mengawinkan Fatimah dengan Ali dengan baju perang.
Beliau juga pernah menikahkan seorang laki-laki dengan mahar mengajarkan 20
ayat Al Quran kepada calon istrinya.
Mahar yang Berlebihan
Yang
dianjurkan ialah meringankan mahar dan menyederhanakan-nya serta tidak
melakukan persaingan, sebagai pengetahuan
kita kepada banyak hadits yang berkaitan dengan masalah ini, untuk mempermudah
pernikahan, dan untuk menjaga
kesucian dan juga kehormatan.
Para
wali nikah tidak boleh
menetapkan syarat uang atau harta kepada pihak lelaki untuk diri mereka sendiri sebab mereka tidak
mempunyai hak karena dalam
hal ini yang mempunyai hak ialah si perempuan atau calon istri semata, kecuali
ayahnya. Sang ayah boleh meminta syarat kepada calon
menantu berupa sesuatu selama yang diminta tidak merugikan putrinya dan tidak
mengganggu pernikahannya. Jika ayah tidak meminta persyaratan seperti itu, maka
itu lebih baik dan utama. Allah SWT berfirman:
“Dan
kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba saha-yamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
karuni-Nya.” (An-Nur: 32).
Ketika
Rasulullah SAW hendak
menikahkan seorang sahabat dengan perempuan yang menyerahkan dirinya kepada
beliau, beliau bersabda, “Carilah
sekalipun cincin yang terbuat dari besi. Riwayat Al-Bukhari”. Ketika sahabat itu
tidak menemukannya, maka Rasulullah
SAW menikahkannya dengan mahar yaitu “mengajarkan beberapa surat
Al-Qur’an kepada calon istri”.Mahar yang diberikan Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam kepada istri-istrinya pun hanya bernilai 500 Dirham, yang pada
saat ini senilai 130 Real (kira-kira Rp. 250.000,-), sedangkan mahar
putri-putri beliau hanya senilai 400 Dirham, yaitu kira-kira 100 Real (Rp.200.000,-) .Dan Allah Subhannahu wa Ta’ala telah
berfirman:
“Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik.” (Al-Ahzab: 21).
Jika
biaya pernikahan itu mudah dan semakin sederhana maka semakin mudahlah
menyelamatkan kehormatan dan kesucian laki-laki dan wanita serta semakin
sedikit pula perbuatan keji dan kemungkaran sedangkan jika biaya pernikahan itu
semakin besar dan mahal maka semakin berkuranglah pernikahan, banyak pula para
laki-laki dan wanita yang membujang dan semakin banyak pula perbuatan zina.
Masya’alloh...naudzubillah min dzalik
HIKMAH MENIKAH
1.
Menikah
merupakan Sunnah para Nabi dan Rasul
Firman Allah: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan
Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak
bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat melainkan dengan izin Allah. Bagi
tiap-tiap masa ada Kitab. (QS. Ar-Ra'd : 38).
2.
Menikah
merupakan salah satu upaya dalam menyempurnakan iman
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memberi karena Allah, menahan kerena
Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikahkan karena
Allah maka ia telah menyempurnakan iman.” (HR.
Hakim,dia berkata: Shahih sesuai dg syarat Bukhari Muslim. Disepakati oleh adz
Dzahabi)
3.
Menikah
merupakan bagian dari Tanda kekuasaan Allah
Hikmah
terbesar dari suatu pernikahan ialah
menunjukkan tanda-tanda kekuasaan
Allah SWT atas segala yang ada di muka bumi ini termasuk manusia. Segala sesuatu yang diciptakan Allah di muka bumi ini
telah ditetapkan fungsi dan tujuannya. Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(QS. Ar-Ruum : 21)
4.
Menikah untuk
memenuhi kodrat sebagai manusia
Allah telah
menetapkan kodrat manusia manusia untuk saling tertarik pada lawan jenisnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
“Dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis mas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Al-Imran ayat 14).
5.
Menikah
untuk meneguhkan akhlak terpuji
Dengan menikah, 2 anak manusia yang berlawanan jenis tengah
berusaha dan selalu berupaya membentengi serta menjaga harkat dan martabatnya
sebagai hamba Allah yang baik. Didalam Islam
mempunyai
Akhlak baik sangatlah penting.
Lenyapnya akhlak dari diri seseorang ialah
lonceng kebinasaan, bukan saja bagi dirinya sendiri namun bagi suatu bangsa juga. Kenyataan yang ada selama ini adalah menujukkkan gejala yang tidak baik, yang ditandai dengan merosotnya moral sebagian kaum muda dalam pergaulan.
6.
Membangun rumah
tangga yang Islami
Slogan “sakinah,
mawaddah, wa rahmah” tidak akan menjadi kenyataan apabila tidak melalui proses menikah. Tidak ada kisah menawan
dari insan-insan terdahulu maupun sekarang hingga mereka sukses mendidik putra dan putri juga
keturunan bila tanpa menikah yang diteruskan dengan membangun biduk rumah
tangga yang Islami.
Layaknya seperti perahu, perjalanan rumah tangga terkadang terombang-ambing ombak di lautan. Ada
juga
aral yang melintang. Ada kesulitan yang datang menghadang. Semuanya merupakan tantangan dan riak-riak yang berbanding
lurus dengan keteguhan sikap dan komitmen membangun rumah tangga ala Rasul dan
sahabatnya. Bersabar dan selalu bersyukur merupakan kunci dalam meraih hikmah ini.
7.
Menikah
ialah sebaik-baik cara untuk bisa mendapatkan anak, memperbanyak keturunan dengan nasab yang
terjaga, sebagaimana yang Allah pilihkan untuk para kekasih-Nya:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa
Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan.” (QS.
ar Ra’d:38)NIKAH DALAM ISLAM
Nikah dalam islam hukumnya ialah wajib dan nikah merupakan sunnah Rasulullah. Nikah terdiri dari 3 macam yaitu nikah syighar, nikah siri dan nikah mut'ah.Didalam nikah terdapat ijab qobul atau akad nikah yang biasanya diucapkan oleh calon pengantin laki-laki.Dan nikah mempunyai banyak hikmah dan manfaat. apa saja manfaat dan hikmah itu? Untuk mengetahui semua itu maka saya akan menjelaskan tentang nikah dalam islam.
NIKAH DALAM ISLAM
Nikah merupakan suatu peristiwa yang sangat ditunggu oleh pasangan-pasangan
yang telah dewasa dan telah mampu untuk menjalaninya. Nikah merupakan sunnah
Rasulullah yang wajib dilakukan oleh orang yang telah mampu untuk menikah.
Nikah dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
dalam islam karena apabila seseorang itu telah sah( menikah) maka halal baginya
untuk berbuat yang sebelumya dilarang.
Nikah atau pernikahan artinya ialah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain nikah juga dapat diartikan sebagai ijab qobul atau akad nikah yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang telah diwajibkan di dalam Islam. Allah SWT telah menciptakan manusia itu saling berpasangan, menghalalkan pernikahan dan mengharamkan perzinaan.
Ijab Qobul merupakan rukun nikah. Ijab berarti ucapan yang terlebih dahulu terucap
dari mulut salah satu kedua belah pihak untuk menunjukkan keinginannya membangun
ikatan. Dan qobul berarti apa
yang kemudian terucap dari pihak lain yang menunjukkan kerelaan atau kesepakatan atas apa yang telah diwajibkan oleh pihak yang pertama.
Rukun dan Syarat Nikah
Dalam islam, ketika menikah terdapat aturan-aturan yang perlu diketahui
oleh calon mempelai serta keluarganya supaya pernikahan
yang dilakukan sah menurut
agama sehingga mendapat ridho dari Allah SWT. Dan rukun nikah yang
perlu diketahui ialah:
1.
Pengantin laki-laki
2.
Pengantin perempuan
3.
Wali nikah
4.
Dua orang saksi laki-laki
5.
Mahar atau mas kawin
6.
Ijab qobul atau akad nikah
Syarat calon
pengantin laki-laki ialah:
1.
Laki-laki normal yang sebenarnya bukan pura-pura
2.
Islam
3.
Bukan muhrim dengan calon pengantin wanita
4.
Mengetahui wali yang sebenarnya dalam akad nikah tersebut
5.
Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah
6.
Tidak ada unsur keterpaksaan
7.
Bukan memiliki 4 orang istri
yang sah dalam suatu waktu
8.
Mengetahui jika wanita yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan istri
Syarat calon
pengantin wanita ialah:
1.
Wanita yang sesungguhnya bukan banci atau yang lainnya
2.
Islam
3.
Bukan muhrim dengan calon pengantin pria
4.
Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah
5.
Tidak dalam masa ‘iddah
6.
Bukan istri orang
Syarat wali nikah
1.
Islam bukan murtad atau kafir
2.
Laki-laki bukan perempuan
3.
Telah dewasa atau pubertas
4.
Tidak cacat fisik atu gila
5.
Tidak ada unsur keterpaksaan dalam perwaliannya
6.
Mempunyai hak atas perwaliannya
Syarat saksi nikah
1.
Terdiri dari 2 orang
2.
Laki-laki
3.
Telah baligh atau dewasa
4.
Memahami isi dari lafadz ijab qobul
5.
Dapat melihat, mendengar, dan berbicara
6.
Adil dalam artian tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu banyak
melakukan dosa kecil
Syarat-syarat Ijab Qobul
1.
Ada ijab (penyerahan wali)
2.
Ada Qobul ( penerimaan calon suami)
3.
Ijab memakai kata nikah dan sinonim yang setara
4.
Ijab dan Qobul jelas dan saling berkaitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar