PERTANYAAN
Assalamu'a laikum, bulan puasa, setan" dipenjara. Kalo mimpi bertemu dan berbicara dg orang yg sudah meninggal , apakah yg berbicara itu ruhnya sendiri atau apa ya?
JAWABAN
wa'alaikum ussalam. ini cuplikan dari buku saya:
Di dalam kitab Tafsir Ahkam, Imam al-Qurtubi menguraika n firman Allah Ta’ala dalam surat ar-Rum ayat 52:
فَإِنَّكَ لا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِين َ
Maka Sesungguhn ya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-oran g yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-oran g yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakan g.
Dalam penjelasan nya, ayat ini berkaitan dengan peristiwa pertanyaan sahabat Umar bin Khattab saat Rasulullah shallahu’a laihi wasallam memanggil tiga orang pemimpin kafir Quraisy dalam perang Badar yang telah mati beberapa hari. Saat itu Rasulullah shallahu’a laihi wasallam ditanya oleh Umar bin Khattab radliyalla hu’anh:
يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟ يقول الله إنك لا تسمع الموتى
فقال : والذي نفسي بيده ما أنتم بأسمع منهم ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا
Ya Rasulullah !, apakah engkau memanggil- manggil mereka yang telah meninggal tiga hari, apakah mereka bisa mendengark an panggilanm u. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam al-Qur’an: sesungguhn ya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-oran g yang mati itu dapat mendengar? . Rasulullah shallahu’a laihi wasallam menjawab: Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan- Nya,
tidaklah engkau sanggup mendengar melebihi mereka, mereka lebih
mendengar dari pada kamu, hanya saja mereka tidak mampu menjawab”. (HR. Muslim dari Imam Anas radliyalla hu’anhum).
Menurut hadits ash-Shahih ain (Bukhari dan Muslim) dari sanad yang berbeda-be da, Rasulullah shallahu’a laihi wasallam pernah berbicara kepada orang-oran g kafir yang tewas dalam perang Badar saat mereka dibuang di sumur Qulaib kemudian Rasulullah shallahu’a laihi wasallam berdiri dan memanggil nama-nama mereka:
“Ya Fulan bin Fulan: Apakah engkau telah mendapatka n janji dari Tuhanmu dengan benar, sedangkan saya telah mendapatka n janji yang benar pula dari Tuhanku”.
Menurut Ibnu Katsir di dalam Kitab Tafsirnya, bahwa yang dipanggil oleh Rasulullah shallahu’a laihi
wasallam itu adalah; Abu Jahal bin Hisyam, Utbah bin Robi’ah dan
Syaibah bin Robi’ah. Ketiganya itu adalah tokoh kafir Quraisy. Hadits
tersebut diriwayatk an oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik.
Ini cuplikan buku saya yg lain:
Sungguh banyak sekali riwayat atau kisah-kisa h yang menyampaik an bahwa orang mati bisa bertemu dengan orang hidup di dalam mimpi.
Salah satunya adalah apa yang telah disampaika n oleh Shalih bin Basyir, beliau berkata; Aku melihat Atha’ as-Sulami di dalam mimpi setelah kematianny a. Lalu aku berkata kepadanya; “Semoga engkau dirahmati Allah, engkau adalah orang yang lama dalam menanggung kesusahan di dalam dunia”.
“Sungguh demi Allah, setelah kematianku , Allah telah menganugra hikan kesenangan yang panjang juga kebahagiaa n yang abadi”. Kata Atha’ as-Sulami.
Shalih bin Basyir berkata; “Pada derajat apa engkau berada saat ini?”.
“Beserta orang-oran g yang dianugrahi nikmat oleh Allah, dari para Nabi, Shidiqin, Syuhada, juga orang-oran g shaleh”, kata Atha’ bin Basyir.
Syaikh Abdullah ibnu Mubarok mengatakan ; “Aku melihat Sufyan ats-Tsauri di dalam mimpi, lalu aku berkata kepadanya; Apa yang dilakukan oleh Allah kepadamu?” .
“Aku bertemu dengan Nabi Muhammad shalallahu ’alaihi wasallam juga kelompokny a”, kata Sufyan ats-Tsauri .
Syaikh Shakhr bin Rasyid berkata; “Aku melihat Abdullah bin Mubarok di dalam mimpi setelah kematianny a. Aku berkata kepadanya; Bukankah engkau telah mati?”.
“Iya”, jawab Abdullah bin Mubarok.
“Apa yang dilakukan Allah Ta’ala kepadamu?” , tanya Shakhr bin Rasyid.
“Allah mengampuni segala dosa yang pernah aku lakukan”, jawab Abdullah bin Mubarok.
“Bagaimana dengan keadaan Sufyan ats-Tsauri ?”, tanya Shakhr bin Rasyid.
“Wah..wah, dia disana bersama-sa ma dengan orang-oran g yang dianugerah i nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqii n, orang-oran g yang mati syahid, dan orang-oran g saleh, dan mereka Itulah teman yang sebaik-bai knya”. Jawab Abdullah bin Mubarok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar