Minggu, 30 November 2014

Peristiwa padang Mahsyar

Rasulullah SAW bersabda : Kelak pada saat tiba hari kebangkitan, manusia-manusia akan digiring ke Mahsyar pada hari kiamat nanti yang pertama dalam keadaan berjalan, kedua mereka yang berkendaraan, dan ketiga mereka yang berjalan dengan menggunakan mukanya (HR. Ath Tirmidzi)

Berkumpulnya manusia di padang Mahsyar adalah suatu kepastian. Mereka berada disana setelah bunyi sangkakala ditiup kembali untuk kesekian kalinya membangkitkan mereka yang telah mati.

“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang dilangit dan dibumi. Kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup kembali, maka berdirilah mereka menunggu (QS AZ Zumar : 68)

Setelah itu mereka digiring oleh Tuhan ke suatu tanah lapang yang sangat luas, rata, warnanya putih dan tidak ada tempat persembunyiannya. Itulah gambaran padang mahsyar kata Imam Al Ghazali dalam : Rahasia Hari Kebangkitan.

“Dan ingatlah hari ketika kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami . lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). (QS An Naml : 83)

Manusia pada saat itu ada yang mukanya seperti kera, babi, dalam keadaan terjungkir kakinya diatas kepalanya dibawah, dalam keadaan buta dan tuli serta tidak berakal, dalam keadaan mengunyah ludahnya sendiri. Sedang lidahnya itu menjulur kebawah sampai dadanya. Dan dari mulutnya keluar nanah yang menjijikkan, dalam keadaan terpotong kedua tangannya dan kedua kakinya, dalam keadaan tersalib di pohon kurma, dalam kedaan berbau busuk, dan dalam keadaan menggunakan pakaian dari ter yang panas. Mereka inilah orang-orang yang tidak mendengarkan ajaran Tuhan.

Sementara bagi orang yang bertakwa , wajah mereka berseri-seri dan terlihat tampan sekali. Adanya perbedaan penggambaran beberapa golongan ini secara persis di isyaratkan dalam firman Nya – QS Maryam : 85-86,

“Dan ingatlah hari ketika kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah, sebagai perutusan yang terhormat dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka jahanam dalam keadaan dahaga.“

Ketika Siti Aisyah mendengar Rasulullah bersabda : Manusia diikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan telanjang kaki, telanjang badan dan tidak dikhitan, ia bertanya : wahai rasulullah, semua laki-laki dan perempuan saling melihat satu sama lain. Dan Rasul menjawab, wahai Aisyah : Urusan pada saat itu jauh lebih penting ketimbang sekedar memandang satu sama lain (HR Bukhari Muslim)

Allah pun berfirman :

“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami mengulanginya. Itulah janji Kami, Kami sungguh akan melaksanakannya” (QS An Ambiya : 104)

Setelah berkumpul di padang mahsyar semua amal perbuatan manusiapun siap-siap untuk dihitung. Namun sebelum itu, mereka mengadakan upacara terlebih dahulu. Dalam upacara itu semua manusia berbaris dan berkumpul dengan pemimpin-pemimpinnya dan imam-imamnya yang mereka ikuti sewakti hidup di dunia.

“ Ingatlah suatu hari yang di hari itu Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya “
(QS Al Isra : 71)

Bersamaan dengan itu bendera-bendera spanduk dan panji-panji dipasang dan dikibarkan sebagai tanda pengenal dan identitas golongan umat manusia. Bendera panji-panji itulah yang disebut Liwaa’ul Hamdi, yang artinya bendera pujian. Umat Islam akan berbaris dengan beberapa barisan dibawah panji-panji sesuai apa yang telah mereka lakukan dalam hidupnya.

Bendera itu dipasang dan dikibarkan oleh orang-orang pilihan :

Bendera Kebenaran (Liwa al shidqi) dikibarkan oleh Abubakar Al Shiddiq

Bendera Fuqaha’, dikibarkan oleh Mu’adz bin Jabal

Bendera Zuhud, oleh Abu Zarr

Bendera Amal Jariyah (social) oleh Utsman Bin Affan

Bendera Syuhada oleh Ali

Bendera Qurra, oleh Ubay Bin Ka’ab

Bendera Muazin, oleh Bilal

Bendera orang-orang yang dibunuh dengan dianiaya, oleh Sayidina Husein ra

Selain kondisi manusia yang berbeda-beda sesuai kadar keimanannya, di padang Mahsyar juga cuaca sangat panas. Karena jarak matahari sangat dekat dengan kepala-kepala manusia. Sehingga mereka mengeluarkan peluh yang dapat menenggelamkan mereka.

Dalam hadist Rasulullah SAW juga menceritakan : Sesungguhnya matahari itu dekat pada hari kiamat, sehingga keringat seseorang itu dapat sampai setengah telinganya

(Abu Dawud dan Al Hakim)

Golongan Yang Mendapat Naungan Allah Ta’ala Di Hari Kiamat, Dalam riwayat Imam Bukhari & Muslim, Rasulullah SAW bersabda : “Tujuh golongan yang Allah naungi dibawah naungan Nya pada hari tidak ada naungan kecuali Naungan Allah adalah :

1. Pemimpin yang adil

2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah

3. Seorang laki-laki yang hatinya terikat pada masjid

4. Dua orang yang saling mencintai, berkumpul dan berpisah karena Allah

5. Seorang laki-laki yang dirayu seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu ia mengatakan : ” Aku sungguh takut kepada Allah”

6. Seseorang yang bersedekah secara diam-diam, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang didermakan oleh tangan kanannya,

7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri sehingga meneteskan airmata,

Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW juga bersabda : ” Sesungguhnya Allah berkata pada hari kiamat : “Manakah orang-orang yang saling mencintai karena Aku ? Hari ini, hari yang tidak ada naungan kecuali Naungan Ku, Aku naungi mereka di bawah naungan Ku”

Dari Ubadah Ibn Shamit, Rasulullah Saw juga bersabda : Allah berfirman : “Cinta Ku untuk orang-orang yang saling mencintai (karena Aku). Aku naungi mereka dalam naungan Arasy pada hari yang tidak ada naungan selain naungan Ku”

Dalam shahih Muslim dan beberapa riwayat yag lain, dijelaskan : “Barangsiapa yang menangguhkan /membebaskan hutang dari orang yang sedang berkesusahan, maka kelak pada hari kiamat akan berada dalam naungan Arasy”

Setelah manusia selesai melaksanakan upacara , barulah kemudian amal-amal mereka ditimbang , tidak ada seorangpun yang bisa membantah segala keputusan Allah. Karena sistim peradilan Tuhan sangat adil. Semua anggota badan kita akan menjadi saksi bagi dirinya sendiri.

Menurut riwayat sahabat Ka’ab dan Qatadah, lamanya manusia dan makhluk di padang mahsyar sekitar 300 tahun. Adapun menurut sahabat Ibnu Umar : lamanya sekitar 50.000 tahun, berdasar pada firman Allah dalam Al Quran Al Ma’arij ayat 4 :

“Naik para malaikat dan jibril kehadirat Allah pada hari kiamat yang lamanya kira-kira 50.000 tahun.“

Bisa dibayangkan betapa sebentar sekali kita hidup di dunia, bila waktu (1 hari) disana setara dengan 50.000 tahun. Akankah kita habiskan waktu yang demikian singkat hanya Ya Rabb, Beri kami kekuatan untuk terus mendekat kepada Mu. Jangan biarkan kami masuk dalam golongan hamba-hamba Mu yang merugi. Demikianlah gambaran keadaan manusia kelak, sangat sulit dibayangkan betapa pedihnya siksa disana , kecuali bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Semoga kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan naungan Allah. Aamiin Allahumma aamiin, Wallahu ‘alam..

‘Wajah’ Manusia saat tiupan sangkakala yang ke dua

     Kita meyakini, kelak alam semesta akan hancur ketika Allah telah menetapkan berdirinya kiamat. Tiupan sangkakala malaikat Israfil telah menyebabkan seluruh yang bernyawa menjadi mati dan menyebabkan kehancuran total langit dan bumi. Setelah alam semesta hancur dan seluruh makhluk yang bernyawa telah meninggal, kecuali yang dikehendaki olah Allah, maka ruh  manusia dan jin tetap berada di alam kubur selama rentang waktu empat puluh. (demikian dijelaskan dalam hadist yang shahih, tanpa ada penegasan dari Rasulullah saw apakah empat puluh tahun, empat puluh bulan, atau empat puluh hari. Sebagian riwayat yang lain menegaskan bahwa bilangan empat puluh tersebut adalah empat puluh tahun)



Jasad manusia dan jin telah hancur binasa. Satu-satunya jasad yang masih utuh adalah jasad para Nabi dan Rasul. Semua tulang belulang dan anggota badan manusia hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dari tulang ekor inilah Allah menyatukan bagian-bagian tubuh manusia yang lain. Allah kemudian menurunkan hujan dari langit, yang menyatukan anggota-anggota badan manusia dan mengembalikannya seperti sedia kala, sebagaimana saat ia belum mati.

Setelah jasad seluruh manusia kembali seperti sedia kala, Allah kemudian mengembalikan ruh kepada jasadnya, dan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Dengan tiupan inilah, seluruh manusia dan jin bangkit dari alam kubur. Inilah peristiwa yang dinamakan dengan yaumul ba’ts (hari kebangkitan) dan yaumul hasyr (hari pengumpulan).

Begitu malaikat Israfil meniup sangkakala kembali, semua makhluk yang telah mati kembali hidup. Mereka keluar dari kubur dengan cepat dan bergegas, berjalan cepat untuk menghadap Rabb mereka, untuk menjalani pengadilan amal.

Amal-amal mereka akan dipertanyakan, dihitung, ditimbang, dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal. Segala apa yang mereka perdebatkan kala masih hidup di dunia; keadilan dan kezhaliman, keimanan dan kekafiran, amal kebajikan dan amal keburukan; semuanya diputuskan balasannya pada hari tersebut.

Allah swt berfirman :

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing). (QS Az-Zumar 39: 68)



“Lalu ditiuplah sangkakala, seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Rabb-Nya.

Mereka berkata, ‘Celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah dan benarlah para rasul-Nya.

Teriakan itu hanya sekali, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada kami (untuk dihisab).

Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kalian tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kalian kerjakan”. (QS Yasin 36: 51-54)



Ini adalah tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan untuk membangkitkan mereka dari alam kubur. Tentang ayat ini, imam Mujahid berkata, “Sebelum hari kiamat, orang-orang kafir akan terlelap, mereka akan merasakan tidur. Ketika ada yang menyeru, ‘Wahai para penghuni kubur, bangkitlah kalian,’ mereka pun bangun dalam keadaan ketakutan dan terburu-buru sambil menunggu keputusan Allah. Itulah makna dari firman Allah yang ditujukan untuk mereka :

“Kemudian ditiuplah (sekali lagi) sangkakala itu, maka seketika itu mereka terbangun (dari kuburnya) menunggu keputusan (Allah)”. (QS. Az-Zumar 39: 68)

Allah juga telah memberitahukan tentang keadaan orang-orang kafir yang mengatakan,

“Aduh, celakalah kami, siapakah yang telah membangunkan kami dari tidur (kematian) kami”. (QS Yasin 36: 52)

Proses kebangkitan seluruh makhluk hidup dari alam kubur untuk menjalani pengadilan Allah di akhirat diingkari oleh orang-orang kafir dan musyrik. Padahal, ia merupakan hal yang sangat mudah bagi Allah. Menciptakan makhluk pada kali yang pertama tentunya lebih sulit dari membangkitkan mereka. Jika Allah mampu menciptakan seluruh makhluk hanya dengan mengucapkan satu kata ‘kun’ (jadilah), maka membangkitkan mereka kembali setelah mereka hancur berkalang tanah adalah jauh lebih mudah.

Sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

“Dan Dialah yang menciptakan makhluk dari permulaan, kemudian Dia membangkitkannya (menghidupkannya) kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya”. (QS. Ar-Ruum 30: 27)

“Tidaklah, Allah menciptakan kalian dan membangkitkan kalian dari alam kubur kecuali seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja”. (QS. Luqman 31: 28)

Mereka mengatakan, “Siapakah yang akan menghidupkan tulang belulang yang telah hancur menjadi tanah?,”Jawablah, “Ia akan dihidupkan kembali lagi oleh Allah Yang menciptakannya pada kali permulaan”. (QS. Yasin 36: 78-79)

Manusia pertama kali dibangkitkan dan keluar dari alam kubur adalah Nabi Muhammad saw. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian melebihkan seorang Nabi atas para Nabi yang lain. Sesungguhnya sangkakala akan ditiup, maka seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi akan mati, kecuali makhluk yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala ditiup sekali lagi, maka aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan. Atau aku termasuk orang yang pertama kali dibangkitkan, karena ternyata Musa sudah memegang tiang ‘Arsy. Aku tidak tahu, apakah ia telah dibalas (dihitung mati) dengan pingsan yang ia alami saat di Gunung Thur, ataukah memang ia dibangkitkan sebelumku. Aku pun tidak mengatakan ada seorang Nabi yang lebih utama dari Yunus bin Mata”. (HR. Bukhari no.3162 dan Muslim no.4376)

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian menganggap seorang Nabi lebih baik dari Nabi yang lain. Sesungguhnya manusia akan mati pada hari kiamat, maka aku adalah orang yang pertama kali keluar dari kubur. Namun ternyata Musa sudah memegang salah satu tiang ‘Arsy. Aku tidak tahu, apakah Musa termasuk orang yang mati pada saat tiupan sangakakala, ataukah ia telah dibalas dengan pingsan kali yang pertama (di Gunung Thur)”. (HR. Bukhari no.2235 dan Muslim no. 4378)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar